Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri Digelar Minggu Depan, ASEAN Siap Bekerja Sama dengan Mitra untuk Implementasikan AOIP
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia siap menggelar 56th ASEAN Foreign Ministers Meeting (56th AMM)/ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) pekan depan di Jakarta.
Rangkaian pertemuan yang berlangsung pada 11-14 Juli mendatang akan diikuti seluruh negara ASEAN dan utusan mitra, terdiri dari 29 negara, ASEAN Secretariat dan Uni Eropa.
"Sebagai tuan rumah dan Ketua ASEAN, Indonesia akan berusaha maksimal agar dialog dan pembahasan selama berlangsungnya AMM/PMC berlangsung konstruktif," kata Menlu Retno dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat 7 Juli.
"Indonesia siap menjembatani semua perbedaan yang muncul dan kita siap mencoba agar pembahasan dapat menghasilkan kerjasama konkret yang akan dapat dibawa ke KTT ke-43 Bulan September nanti," lanjut Menlu Retno.
"Tentunya, dukungan negara anggota ASEAN dan negara mitra ASEAN sangat diharapkan," tandas Menlu Retno.
Lebih jauh Menlu Retno menerangkan, di tengah masih tingginya rivalitas dunia yang berdampak pada pemulihan ekonomi pasca-COVID-19, penting bagi ASEAN untuk memperkuat soliditas dan kesatuannya agar dapat terus memainkan sentralitas.
"AMM/PMC merupakan salah satu mekanisme ASEAN yang memiliki peran penting sebagai convening power, di mana culture of communication, culture of dialogue terus berusaha dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB, Piagam ASEAN dan hukum internasional," terangnya.
Terkait dengan itu, salah satu hal yang dikedepankan dalam pertemuan AMM/PMC untuk menjaga stabilitas, perdamaian, dan ketahanan ekonomi kawasan adalah masalah implementasi AOIP.
Menlu Retno mengatakan, untuk pertama kalinya implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP) diarusutamakan dalam pembicaraan dengan negara mitra, fokus pada pembahasan kerja sama konkret.
"Prinsip utama dalam AOIP adalah inklusifitas dan membangun kerja sama konkret. Oleh karena itu, ASEAN siap melakukan kerja sama dengan mitra manapun dalam rangka implementasi AOIP. Ini tercermin dalam berbagai dokumen ASEAN dengan mitra baik di tingkat politis maupun
tingkat teknis seperti pembuatan kerja sama yang konkret," urai Menlu Retno.
"Dalam konteks inilah, pada Bulan September nanti akan dilakukan ASEAN-Indo Pacific Infrastructure Forum dalam mengimplementasikan AOIP," tandas Menlu Retno.
Selain hal di atas, hal lain yang akan dikedepankan dalam pertemuan pekan depan yakni, mempekuat penegakan prinsip-prinsip ASEAN Charter dan tata perilaku seperti TAS hingga SEANWFZ, memperkuat Confidence Building Measures sambil memperkuar preventive diplomacy, mendorong Nuclear Weapon States (NWS) untuk aksesi Protokol Traktat SEANWFZ, menyelesaikan guidelines untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conducts di Laut China Selatan, menyelesaikan pembentukan ASEAN Maritime Outlook, serta membahas kerja sama konkret dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, arsitektur kesehatan kawasan, penguatan kerja sama maritim, hingga transisi energi, termasuk ekosistem kendaraan listrik.
Baca juga:
- Bantah Curangi Pemilu, Presiden Belarusia Lukashenko: Saya Bukan Diktaktor
- Milisi Irak Pro-Iran Bantah Tudingan PM Netanyahu Terkait Penculikan Ilmuwan Israel-Rusia
- Swedia Pertimbangkan untuk Menetapkan Pembakaran Al-Qur'an Sebagai Tindakan Ilegal, Warga Dukung Pelarangan
- Presiden Xi Minta Militer China Perdalam Perencanaan Perang dan Tempur, Buat Apa?
"Hasil pembahasan dari berbagi isu ini akan disampaikan pada KTT ke-43 Bulan September mendatang," kata Menlu Retno.
"Untuk pertama kalinya juga ASEAN meng-engage IORA dan PIF sebagai bagian dari pelaksanaan AOIP untuk menjaga stabilitas dan perdamaian Kawasan. Engagement dengan IORA dan PIF akan dilakukan pada KTT September nanti. Roadmap MoU kerja sama sekretariat antara ASEAN sekretariat dengan PIF sekretariat terus dimatangkan," tandas Menlu Retno.
Ditambahkan Menlu Retno, AMM/PMC adalah bagian penting dari mekanisme ASEAN untuk menjadikan ASEAN matters dan menjadikan Asia Tenggara sebagai epicentrum of growth.