Presiden Putin Pastikan Stabilitas Rusia di Hadapan Xi Jinping, Pemimpin Iran hingga Sekjen PBB Usai Pemberontakan Wagner
JAKARTA - Presiden Vladimir Putin meyakinkan sekutunya, para pemimpin Asia tentang stabilitas dan persatuan Rusia pada Hari Selasa, dalam penampilan pertamanya di forum internasional sejak negara itu diguncang oleh pemberontakan bersenjata singkat bulan lalu.
"Rakyat Rusia terkonsolidasi lebih dari sebelumnya," kata Presiden Putin dalam pertemuan virtual Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), seperti melansir Reuters 4 Juli.
"Lingkaran politik Rusia dan seluruh masyarakat dengan jelas menunjukkan persatuan mereka dan rasa tanggung jawab yang tinggi atas nasib Tanah Air, ketika mereka menanggapi sebagai front persatuan melawan upaya pemberontakan bersenjata," sambung Presiden Putin.
Mengutip Kremlin, pertemuan kali ini berlangsung di bawah kepemimpinan Perdana Menteri India Narendra Modi, serta dihadiri para kepala negara atau kepala pemerintahan seluruh negara anggota, meliputi: Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Kyrgyzstan Sadyr Japarov, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Presiden Tajikistan Emomali Rahmon dan Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev.
Hadir pula Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh sebagai kepala negara pengamat. Sedangkan Presiden Turkmenistan Serdar Berdimuhamedov diundang sebagai tamu dari pihak India.
Para kepala badan-badan tetap SCO dan kepala delegasi dari beberapa organisasi dan asosiasi internasional yang diundang juga menghadiri pertemuan tersebut, termasuk Sekjen PBB Antonio Guterres.
Dalam pidatonya, Presiden Putin berterima kasih kepada anggota SCO yang menurutnya telah menyatakan dukungan atas upayanya "untuk melindungi tatanan konstitusional, kehidupan dan keamanan warga negara".
Presiden Putin mengatakan, Rusia akan menentang tekanan Barat, sanksi dan "provokasi" yang dikenakan atas apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.
Dalam kesempatan yang sama, Ia mengatakan Moskow berencana untuk meningkatkan hubungan dengan SCO dan mendukung transisi penyelesaian dalam mata uang lokal dalam perdagangan luar negeri.
Baca juga:
- Penyelidikan Sebut Kecelakaan Kereta Mematikan di India Disebabkan Kesalahan Koneksi Sinyal Imbas Perbaikan
- Prajurit Komando Prancis Veteran D-Day Terakhir Meninggal di Usia 100 Tahun, Presiden Macron: Kami Tidak akan Melupakan
- Rusia Klaim Ukraina Serang Moskow dengan Lima Drone, Pengaruhi Rute Penerbangan
- Jumlah Korban Tewas Warga Palestina Bertambah Jadi 10 Orang, Israel Beri Sinyal Operasi di Jenin Hampir Selesai
Penekanan Putin mengenai persatuan Rusia pada pertemuan dengan sekutu-sekutu utama, tampaknya menunjukkan usahanya untuk menghilangkan keraguan tentang otoritasnya sendiri di panggung dunia, setelah pemberontakan singkat yang dipimpin oleh pendiri tentara bayaran Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, akhir bulan lalu. Pemberontakan itu diredakan dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Diketahui, Rusia memandang negara-negara seperti China, India hingga Iran - anggota terbaru SCO - sebagai mitra utama dalam menghadapi Amerika Serikat dan melawan apa yang digambarkannya sebagai upaya AS untuk mendikte tatanan dunia.