Gunung Karangetang di Sulut Erupsi, Guguran Lava Meluncur ke Kali Kahetang
SULUT - Gunung Karangetang erupsi. Gunung di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) itu meluncur guguran lava ke arah Kali Kahetang pada pukul 00.00-06.00 WITA, Minggu 2 Juli
"Jarak luncur guguran lava ke Kali Kahetang diperkirakan mencapai 1.000 hingga 1.750 meter," sebut Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado, Minggu 2 Juli, disitat Antara.
Dia berharap, warga terus waspada terhadap potensi awan panas guguran serta banjir material vulkanik yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Secara visual, kata dia, gunung tampak jelas hingga berkabut, sementara asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100-150 meter di atas puncak kawah.
"Gempa guguran terekam sebanyak 48 kali dengan amplitudo antara tiga hingga 20 milimeter dengan durasi 41-121 detik," katanya.
Terekam juga gempa tektonik jauh sebanyak dua kali dengan amplitudo 25 milimeter, S-P : 17-23 detik selama 56-106 detik, tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5 hingga empat milimeter, dominan dua milimeter.
"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang masih siaga pada level III," tuturnya.
Baca juga:
- Tak Kunjung Ditemukan, Bareskrim Justru Minta Dito Mahendra Gentlemen
- Soal Penahanan Eks Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono, KPK: Dalam Waktu Dekat
- Pembahasan RUU Perampasan Aset Macet di DPR, Jokowi: Saya Sudah Dorong Dua Kali
- Eks Menkominfo Johnny Plate Didakwa Rugikan Negara Rp8 Triliun di Kasus Dugaan Korupsi BTS
Dia berharap, saat aktivitas vulkanik Gunung Karangetang masih siaga, masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua dan kawah utama serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, tenggara sejauh 3,5 kilometer.
Masyarakat diharapkan mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.