Nadiem: Kurikulum Merdeka Fokus Pendalaman Kompetensi Anak Didik
JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyatakan, Kurikulum Merdeka bukan mengutamakan percepatan pembelajaran, melainkan fokus untuk pendalaman kompetensi anak didik.
"Kurikulum Merdeka fokusnya pada pendalaman bukan kecepatan sehingga tidak ada lagi guru yang diburu-buru menyelesaikan materi karena begitu banyaknya materi yang harus dicakup dan dikuasai,” katanya dalam Puncak Festival Kurikulum Merdeka di Jakarta, Antara, Selasa, 27 Juni.
Nadiem menjelaskan bahwa hal itu lantaran Kurikulum Merdeka hadir untuk menuntaskan persoalan krisis pembelajaran atau learning crisis yang sudah berlangsung lama ditambah kehilangan pembelajaran atau learning loss akibat pandemi COVID-19.
Oleh sebab itu, Kurikulum Merdeka dibentuk dengan berfokus pada materi pembelajaran yang lebih esensial, menyenangkan, relevan, dan mengutamakan perkembangan kompetensi peserta didik.
Ia meyakini prinsip Kurikulum Merdeka yang adaptif dan dapat digunakan dalam berbagai kondisi sesuai dengan kondisi satuan pendidikan atau fleksibel sehingga guru dapat leluasa untuk menciptakan pembelajaran.
Selain itu, Kurikulum Merdeka yang berfokus pada kebutuhan murid juga merupakan kelebihan dan pembeda Kurikulum Merdeka dari kurikulum-kurikulum sebelumnya.
“Setiap anak Indonesia berhak untuk mendapatkan pembelajaran yang jauh lebih berkualitas, jauh lebih menyenangkan, dan jauh lebih bermakna,” katanya.
Nadiem pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk saling berbagi praktik baik dan mempererat gotong royong dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara masif.
Baca juga:
- 7 Tuntutan FPI ke Pemerintah Soal Ponpes Al-Zaytun yang Dianggap Sesat
- DPR Ingatkan Kemenag Tidak Reaktif Hadapi Polemik Al Zaytun dan Panji Gumilang
- Pemerintah Pastikan Santri Ponpes Al Zaytun Bisa Belajar jika Ada Penindakan
- Jaksa: Johnny G Plate Minta Setoran Dirut Bakti Rp500 Juta per Bulan hingga Uang untuk Amal di NTT
“Cerita inspiratif itu diharapkan dapat mendorong guru untuk mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan memberikan ruang kepada para pelajar dalam mengembangkan minat dan potensinya,” ujarnya.