Diam-diam OpenAI Lobi UE Agar Tak Cekik Perusahaannya dalam Regulasi AI
JAKARTA - OpenAI dilaporkan sempat melobi agar Undang-Undang Uni Eropa (UU UE) tidak membebani perusahaannya dan melemahkan aturan Kecerdasan Buatan (AI) yang diusulkan.
Dalam dokumen perusahaan yang didapatkan Time dari Komisi Eropa melalui permintaan kebebasan informasi, memperlihatkan apa yang diinginkan CEO OpenAI Sam Altman pada regulasi AI yang diajukannya pada 2022 lalu, sebelum disetujui oleh parlemen UE pada 14 Juni.
Dokumen yang berjudul "Buku Putih OpenAI tentang Undang-Undang Kecerdasan Buatan Uni Eropa", menyebutkan perusahaan ingin mengubah berbagai aturan yang akan melemahkan ruang lingkupnya.
Sebelum disetujui, anggota parlemen UE memperdebatkan perluasan ketentuan dalam UU AI untuk menetapkan semua sistem AI tujuan umum (GPAI) seperti ChatGPT milik OpenAI dan generator seni AI DALL-E sebagai sistem yang berisiko tinggi.
Namun, OpenAI tidak menyetujui draf tersebut dan meminta perlonggaran dalam aturannya. Menurut Komisi Eropa, berisiko tinggi artinya, sistem dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, hak fundamental, atau lingkungan manusia.
Dicontohkan, memengaruhi pemilih dalam kampanye politik dan dalam sistem pemberi rekomendasi yang digunakan oleh platform media sosial. Sistem AI berisiko tinggi ini akan tunduk pada persyaratan hukum terkait pengawasan dan transparansi manusia.
Tetapi dalam Buku Putih itu, OpenAI menjelaskan GPT-3 bukanlah sistem berisiko tinggi, hanya saja memiliki kemampuan yang berpotensi digunakan dalam kasus penggunaan berisiko tinggi.
Baca juga:
- Siapa Pencipta Bitcoin? Mantan Eksekutif Goldman Sachs Percaya AS dan Inggris Punya Peran Penting
- Roblox Kini Izinkan Pemain Berusia 17 Tahun ke Atas untuk Menikmati Konten yang Lebih Dewasa
- CBDC vs Kripto, IMF Berencana Bikin Sistem Mata Uang Digital Global
- Survei Populix: Teknologi Bisa Memudahkan Anda Mencari Peluang Kerja
Perusahaan juga menolak mengklasifikasikan ChatGPT dan DALL-E sebagai berisiko tinggi. Sekarang, beberapa perubahan yang disarankan oleh OpenAI tersebut akhirnya dimasukkan ke dalam UU UE.
"Sejak saat itu, (AI Act) telah berevolusi secara substansial dan kami telah berbicara secara terbuka tentang kemampuan dan adopsi teknologi yang semakin maju," ujar juru bicara OpenAI kepada Time.
"Kami terus terlibat dengan pembuat kebijakan dan mendukung tujuan UE untuk memastikan alat AI dibuat, diterapkan, dan digunakan dengan aman sekarang dan di masa mendatang," imbuhnya.
Sebagai informasi, Altman sebelumnya mengancam akan menarik OpenAI keluar dari UE karena UU AI yang terlalu menyekik perusahaannya. Karena sudah diubah, sepertinya dia membatalkan rencana tersebut.
Selain OpenAI, raksasa teknologi lain seperti Google dan Microsoft juga melobi UE untuk mengurangi dampak UU AI terhadap perusahaan yang membangun GPAI. Demikian dikutip dari The Verge dan Mashable, Rabu, 21 Juni.