Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik Berkontribusi Serap Ribuan Tenaga Kerja
JAKARTA - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menyatakan bahwa pengembangan industri baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia menjadi salah satu prioritas.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa atas hal tersebut membuat pemerintah terus mendorong upaya hilirisasi material-material tambang, antara lain nikel, bauksit, tembaga.
“Melalui Proyek Strategis Nasional, emerintah mendukung pengembangan investasi industri baterai EV, khususnya untuk Kawasan Industri Terintegrasi Material Baterai Lithium,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Jumat, 16 Juni.
Menurut Airlangga, pembangunan ini telah menarik perhatian para investor global untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satu investor dalam industri tersebut adalah Huayou Cobalt Co., Ltd.
Airlangga menyebutkan bahwa selama lima tahun ini, investasi dari Huayou Cobalt Co., Ltd telah digelontorkan sebesar 21,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp320,9 triliun.
“Investasi tersebut disebar untuk 9 proyek yang menyerap 52.000 tenaga kerja,” tuturnya saat menerima kunjungan petinggi Huayou Cobalt di Jakarta.
Pada pertemuan tersebut Menko Airlangga mengapresiasi realisasi investasi dan komitmen perusahaan asal China tersebut.
Baca juga:
yang akan meningkatkan investasinya lima tahun ke depan dengan menjalankan green energy pada proses industri sebagai sumber energi.
“Kami menyambut positif atas teknologi yang akan diterapkan di Indonesia oleh perusahaan ini karena menggunakan teknologi yang lebih maju dibandingkan dengan teknologi yang ada di China,” tegasnya.
Secara khusus Menko Airlangga juga berpesan kepada perusahaan tersebut agar pembangunan hilirisasi foil tembaga untuk lapisan baterai lithium dipercepat.
Menanggapi hal tersebut, Huayou Cobalt meminta dukungan Menko Airlangga untuk pengembangan kawasan industri dan pembangunan hydropower dalam rangka mewujudkan hilirisasi yang ramah lingkungan.