Visi Indonesia Emas 2045 Terungkap: Presiden Jokowi Paparkan Rencana Jangka Panjang Pembangunan
JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang disusun oleh Kementerian PPN/Bappenas. Rencana ini bertujuan untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
Dalam pembangunan Indonesia, Presiden menekankan tiga aspek penting: stabilitas bangsa, keberlanjutan dan kesinambungan, serta sumber daya manusia yang berkualitas.
Taktis
Penyusunan RPJPN 2025-2045 melibatkan berbagai pihak yang memiliki kontribusi dalam menentukan target dan sasaran pembangunan. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya tujuan agar Indonesia dapat menjadi negara maju.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa dalam menghadapi persaingan dengan negara lain, strategi pembangunan harus lebih taktis, lebih detail, dan menghindari penggunaan istilah yang tidak relevan.
Visi Indonesia Emas 2045 mengusung tujuan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pendapatan per kapita setara dengan negara maju. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menyampaikan bahwa pada tahun 2045 diharapkan pendapatan per kapita mencapai USD 30.300, atau mencapai USD 21.000 pada tahun 2037.
Selain itu, Indonesia juga menargetkan kepemimpinan dan pengaruh yang kuat di dunia internasional, mengurangi kemiskinan hingga mendekati 0 persen, dan mengurangi ketimpangan.
Baca juga:
- Presiden Jokowi Konsultasi dengan Menlu soal PM Belanda Akui 17 Agustus 1945 Kemerdekaan RI
- Tarif Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Naik Mulai 5 Juni 2023, Berikut Daftar Harganya
- Kementerian PUPR Targetkan 13 Ruas Jalan Tol Baru Beroperasi di Akhir 2023
- RI-Australia Pererat Hubungan Bilateral Melalui High Level Policy Dialogue
RPJPN 2025-2045 merumuskan 8 Agenda Pembangunan dan 17 Arah Pembangunan yang diukur melalui 45 Indikator Utama Pembangunan. Menteri Suharso Monoarfa menekankan pentingnya menciptakan perubahan dalam menghadapi disrupsi teknologi global.
Ia juga menyoroti strategi industrialisasi sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan harapan kontribusi industri manufaktur terhadap PDB mencapai 30 persen atau lebih.