6 Bulan Terakhir Karhutla di Palangka Raya Kalteng Habisi 23 Hektare Lahan
KALTENG - Sekitar 23 hektare dilahap jago merah dalam kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Palangka Raya. Angka itu kalkulasi karhutla selama kurun waktu Januari hingga pertengahan Juni 2023.
"Memang kami mencatat selama enam bulan ada 23,47 hektare, sedangkan peristiwa karhutla yang terjadi sebanyak 36 kali," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kota Palangka Raya, Heri Fauzi, di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Kamis 15 Juni, disitat Antara.
Ia menuturkan, karhutla di Palangka Raya hampir setiap hari terjadi di beberapa titik yang berbeda-beda. Beruntungnya personel BPBD Kota setempat bersama tim gabungan baik TNI, Polri, serta instansi terkait di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng, bahu membahu memadamkan api yang memakan lahan kosong tersebut.
"Selama kejadian tim gabungan di lapangan selalu berhasil memadamkan kobaran api yang memakan lahan di sejumlah titik. Bahkan pemadaman juga ada yang menggunakan helikopter water bombing untuk mengatasi lokasi kejadian yang letaknya jauh dari jangkauan tim lapangan," ucapnya.
Baca juga:
- KPK Pastikan Surat Panggilan Mentan Syahrul Yasin Limpo Sudah Dikirim
- Jokowi Tak Mau Bonus Demografi RI Seperti Negara di Afrika, Bikin Angka Pengangguran Melonjak
- Di Pameran Terbesar se-Asia Tenggara Sopir Bajaj Jakarta Masih Kena Pungli Anggota Ormas dan Dishub
- DLH Kabupaten Bekasi Berdalih Kandungan Oli Tersapu Sungai Cilemahabang Sulitkan Pengusutan
Heri mengungkapkan dengan adanya hujan yang turun dalam beberapa hari ini tentunya bisa membantu pemadaman dan membasahi lahan yang saat ini dalam kondisi kering akibat terik matahari yang sangat panas beberapa minggu terakhir.
Setidaknya, katanya, hujan bisa mengurangi potensi karhutla. Ia berharap karhutla tidak parah seperti tahun 2015, sehingga antisipasi terus dilakukan dengan berbagai cara.
"Semoga hujan dalam beberapa hari ini akan terus turun, sehingga karhutla di Kota Palangka Raya tidak setiap hari terjadi dan kota kita tidak menjadi penghasil asap yang bisa berdampak untuk aktivitas masyarakat yang berada di daerah setempat," ujar Heri.
Dari pantauan di lapangan, para tim gabungan baik itu BPBD Kota Palangka Raya serta TNI-Polri yang berada di setiap kelurahan terus siaga 1x24 jam untuk mengatasi ancaman karhutla. Bahkan tim gabungan tersebut juga gencar melakukan sosialisasi terkait karhutla kepada masyarakat secara masif.