NATO Kecam Penarikan Rusia dari Perjanjian Angkatan Bersenjata di Eropa

JAKARTA - Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Jumat 9 Juni mengecam langkah penarikan diri Rusia dari Perjanjian Angkatan Bersenjata di Eropa (CFE) dan mendesak Moskow untuk mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, NATO menyatakan kecaman terhadap keputusan Rusia yang menarik diri dari perjanjian CFE yang memiliki sejarah panjang. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa tindakan Rusia tersebut secara sistematis merusak keamanan Eropa-Atlantik dan mengabaikan kontrol senjata.

"Sekutu NATO mengecam keputusan Rusia yang menarik diri dari perjanjian CFE yang bersejarah tersebut," kata aliansi militer tersebut dalam sebuah pernyataan.

NATO menekankan pentingnya CFE sebagai landasan keamanan Eropa dan meminta Rusia untuk mempertimbangkan kembali keputusannya sebelum periode pemberitahuan penarikan berakhir. Aliansi tersebut juga mengingatkan Rusia untuk melaksanakan komitmen dan kewajibannya.

Aliansi NATO kembali menegaskan komitmennya terhadap kontrol senjata konvensional yang efektif sebagai elemen kunci keamanan Euro-Atlantik.

Penarikan terakhir Rusia dari perjanjian CFE dijadwalkan pada tanggal 7 November, sesuai dengan pengumuman Kementerian Luar Negeri Rusia. Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani dekrit penarikan tersebut pada bulan Mei, negara tersebut telah menangguhkan pelaksanaannya sejak tahun 2007.

Perjanjian CFE yang ditandatangani pada tahun 1990 menjadi langkah penting untuk mengakhiri era Perang Dingin, karena mewajibkan perwakilan dari NATO dan Pakta Warsawa untuk mengurangi peralatan militer.

Pada bulan Februari, Rusia juga mengumumkan penangguhan partisipasinya dari perjanjian pengendalian senjata penting lainnya, yaitu perjanjian nuklir New START.

NATO terus mengawasi perkembangan ini dan berharap agar Rusia dapat mempertimbangkan ulang keputusannya serta tetap melaksanakan komitmen mereka demi keamanan Euro-Atlantik.