Selama 4 Hari Beruntun, Emas Menguat Dipicu Pelemahan Dolar AS

JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis 1 Juni atau Jumat 2 Juni pagi waktu Indonesia.

Kondisi ini telah berlangsung hari keempat berturut-turut dan bersiap untuk mencatat mingguan terbaiknya sejak Maret lalu.

Menguatnya emas ini lantaran dolar Amerika Serikat (AS) jatuh menyusul melemahnya lapangan kerja AS dan data manufaktur yang mengindikasikan jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan Fed bulan ini.

Berdasarkan laporan Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, melonjak 13,40 dolar AS atau 0,68 persen menjadi ditutup pada 1.995,50 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.000,70 dolar AS dan terendah di 1.970,10 dolar AS.

Emas berjangka terkerek 5 dolar AS atau 0,25 persen menjadi 1.982,10 dolar AS pada Rabu 31 Mei, setelah terangkat 14,00 dolar AS atau 0,71 persen menjadi 1.977,10 dolar AS pada Selasa 30 Mei, dan terdongkrak 60 sen atau 0,03 persen menjadi 1.944,30 dolar AS pada Jumat 26 Mei.

Bursa Comex ditutup pada Senin 29 Mei untuk libur Memorial Day. Untuk minggu ini, emas melihat pengembalian 2,6 persen, terbesar sejak minggu hingga 10 Maret.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, mengalami penurunan satu hari terbesar sejak 10 Maret, tergelincir 0,7 persen, ke level terendah sesi di 103,435. Penurunan terjadi setelah laporan industri menunjukkan PHK di sektor teknologi, ritel, dan otomotif AS melonjak bulan lalu karena keseluruhan perekrutan berada di level terendah sejak 2016.

Dolar juga turun karena Patrick Timothy Harker, salah satu pembuat kebijakan Fed dan presiden Federal Reserve untuk wilayah Philadelphia, mengatakan pada Kamis 1 Juni bahwa bank sentral "setidaknya harus melewatkan kenaikan suku bunga pada Juni."

Pasar sedang menunggu laporan pekerjaan bulanan yang akan dirilis Jumat, yang akan meletakkan dasar bagi aksi harga emas.

Data ekonomi yang dirilis Kamis 1 Juni beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim awal AS untuk tunjangan pengangguran negara itu naik 2.000 menjadi 232.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 27 Mei.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS dari S&P Global yang disesuaikan secara musiman membukukan 48,4 pada Mei, turun dari 50,2 pada April, tetapi secara umum sejalan dengan perkiraan 'flash' yang dirilis sebelumnya sebesar 48,5.

The Automated Data Processing Inc (ADP) mengatakan dalam Laporan Ketenagakerjaan Nasional-nya bahwa pekerjaan sektor swasta tumbuh sebesar 278.000 pada Mei, jauh di depan perkiraan pasar sebesar 170.000.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa produktivitas sektor bisnis nonpertanian AS turun 2,1 persen pada kuartal pertama tahun ini, penurunan yang lebih kecil dari penurunan yang dilaporkan sebelumnya sebesar 2,7 persen.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pengeluaran AS untuk proyek konstruksi naik 1,2 persen pada April menjadi 1,91 triliun dolar AS. Pasar mengharapkan belanja konstruksi naik 0,1 persen pada April.

"Harga emas menikmati beberapa data AS yang lemah yang menurunkan peluang kenaikan suku bunga Fed," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA. "Jika laporan pekerjaan AS tidak mengesankan, itu bisa menjadi katalisator yang membawa emas kembali ke atas level 2.000 dolar AS."

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 40 sen atau 1,70 persen, menjadi ditutup pada 23,987 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat 11,10 dolar AS atau 1,11 persen, menjadi menetap pada 1.010,10 dolar AS per ounce.