34 Calhaj Aceh Tunda Berangkat Meski Sudah Lunasi Bipih

BANDA ACEH - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh menyebut sebanyak 34 orang calon haji (calhaj) asal Aceh memilih tunda keberangkatan ke Tanah Suci pada tahun ini, meski sudah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).

Kepala Kantor Kemenag Aceh Azhari mengatakan kuota haji Aceh tahun 2023 sebanyak 4.378 orang, namun yang akan berangkat sebanyak 3.343 orang, dan tersisa 34 orang kuota yang batal berangkat.

“Yang sisa kuota ini sebenarnya sudah melunasi (Bipih) tapi tidak berangkat, artinya sudah melunasi, berhak berangkat, tapi karena berbagai alasan tidak jadi berangkat,” kata Azhari dilansir ANTARA, Senin, 22 Mei.

Dia menjelaskan, jemaah yang tidak jadi berangkat tersebut karena berbagai macam kendala, mulai dari faktor kesehatan hingga ada anggota keluarga yang meninggal dunia, sehingga tidak jadi berangkat. Mereka juga diminta memberikan surat pernyataan penundaan keberangkatan.

“Jemaah akan berangkat dalam 12 kloter. Di kloter ke 12 nanti jamaah kita hanya 97 orang, akan tergabung dengan jamaah dari Lombok,” ujar Azhari.

Untuk jemaah kloter pertama, kata dia, mulai masuk asrama pada Selasa (23/5) pagi. Kemudian, akan dilanjutkan dengan pelepasan pada malam hari, dan keberangkatan ke Mekkah melalui Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh Besar, pada Rabu (24/5) pagi.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh juga telah menyiapkan berbagai kebutuhan dalam melayani jamaah selama di asrama, mulai dari lokasi pemeriksaan kesehatan, dokumen, hingga tempat pelayanan khusus jemaah. Apalagi, haji tahun ini mayoritas kelompok lansia.

“Insha Allah setelah salat isya Selasa (23/5) besok akan ada pelepasan oleh Irjen Kementerian Agama, bersama pj Gubernur Aceh,” ujarnya.

Tahun ini, PPIH Embarkasi Aceh memberangkatkan sebanyak 4.343 jemaah, di antaranya 1.729 orang laki-laki dan 2.614 orang perempuan, dengan jumlah jamaah lansia sebanyak 1.520 orang dengan usia antara 65-100 tahun.

Untuk jemaah calon haji termuda bernama Abizar Al Aqsha berusia 18 tahun asal Kabupaten Bireuen, sementara jamaah tertua bernama Muhammad Taher Abdussalam berusia 100 tahun asal Kabupaten Gayo Lues.

“Aceh tahun ini mendapatkan berkah, jemaah ditempatkan pada lokasi yang dekat dengan Masjidil Haram. Jemaah bisa jalan kaki ke Masjidil Haram,” ujar Azhari.