Banyak Polisi Bermasalah, Megawati Ingatkan Polri Evaluasi

JAKARTA - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri meminta Polri mengevaluasi diri. Permintaan ini disampaikan karena Megawati merasa bertanggung jawab mengingingat pemisahan Polri dan TNI terjadi di saat dirinya bertugas.

"Maaf, ya, Pak Polisi. Polisi itu saya yang memisahkan, lho. Presiden ke-5 RI dengan susah payah karena itu Tap MPR. Kalau enggak percaya lihat (sejarah, red)," kata Megawati saat berbicara di acara peluncuran buku di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Sabtu, 20 Mei.

Megawati kemudian menyinggung banyaknya polisi bermasalah seperti eks Kadiv Propam Ferdy Sambo yang belakangan dihukum mati hingga AKBP Achiruddin Hasibuan. Menurut Megawati, mereka jauh dari panggilan tugas dan membuatnya tak habis pikir.

"Bagaimana sih, polisi sekarang itu. Saya ngomong sama presiden, itu ngapain (polisi, red)," tegasnya.

Tak sampai di sana, permasalahan yang merundung polisi ini juga membuatnya sempat bicara dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Gimana sih caranya beliau (memperbaiki, red). Saya punya hak dong, orang saya yang misahin dulu," ungkap Ketua Umum PDIP itu.

Megawati lantas mengenang bagaimana proses awal ketika Polri dipisahkan dari TNI. Saat itu, Korps Bhayangkara dianggap tak punya sarana prasarana.

"Saya bagus-bagus bikinnya, rumahnya lagi bikinin terus barangnya karena dipisah enggak ada barangnya. Saya belikan pesawat buat Kapolri saya beli, sekarang enggak tahu dah bobrok atau gimana. Ada helikopterlah," ujarnya.

Adapun peluncuran buku ini dihadiri Ketua MPR Bambang Soesatyo, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Di jajaran menteri, hadir juga Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud MD, Menkumham Yasonna H. Laoly, Menteri PAN RB Abdullah Azwar Anas, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koperasi Teten Masduki, Wamen Dalam Negeri John Wempi Wetipo.

Dalam acara tersebut, selain peluncuran 58 buku mengenai Lemhannas, ada juga agenda bedah buku yang ditulis Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang berjudul Progressive Geopolitical Coexistence yang merupakan disertasinya berjudul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara'.