6 Aspek Pengungkapan Diri yang Memengaruhi Keintiman Komunikasi dalam Hubungan
YOGYAKARTA – Pengungkapan diri adalah aspek komunikasi yang dengan sengaja berbagi informasi pribadi tentang diri kepada orang terdekat, atau orang lain. Mudahnya, dengan pengungkapan diri kita membiarkan orang lain mengakses rahasia kita atau mengetahui diri kita yang sebenarnya.
Komunikasi merupakan cara orang mengungkapkan sesuatu, termasuk tentang dirinya. Dalam psikologi, pengungkapan diri disebut self-disclosure adalah kesengajaan mengungkapkan sesuatu termasuk keyakinan, pemikiran, perasaan, pengalaman, harapan, atau mimpi. Pengungkapan diri ini tidak akan diketahui orang lain apabila Anda tidak membagikannya. Dalam pengungkapan diri, melansir Psychology Today, Senin, 15 Mei, memiliki enam aspek berikut.
1. Aksesibilitas
Orang lain tidak mengetahui Anda tanpa memeroleh akses dari Anda. Semakin Anda sulit memberikan akses, semakin sulit orang lain, bahkan orang terdekat Anda mendapatkan informasi tentang Anda.
2. Nilai penghargaan
Aspek nilai ini berlaku bagi Anda dan yang mendengarkan self-disclosure. Ukurannya adalah positif dan negatif, artinya sebarapa positif pengalaman pengungkapan diri bagi Anda atau pendengar.
3. Keinformatifan
Banyak orang hanya menceritakan tentang pengalaman umum yang tak dalam. Hanya permukaan karena membatasi diri atau menutup orang lain mengenali Anda lebih dalam. Semakin informatif pengungkapan diri, maka semakin luas, dalam, dan intim dalam mengungkapkan informasi tentang diri.
4. Kesejatian
Aspek keempat ini, tentang kebenaran pengungkapan diri. Apakah pengungkapan diri mewakili diri sejati atau hanya perkenalan permukaan saja.
5. Norma sosial
Selanjutnya, aspek tentang norma sosial yang berkaitan dengan seberapa banyak pengungkapan tersebut mematuhi atau bertentangan dengan apa yagn dapat diterima masyarakat lebih luas.
6. Keefektifan
Aspek keenam dari pengungkapan diri, berkaitan dengan seberapa besar pengungkapan membantu pendengar mencapai tujuan mereka. Seperti untuk membangun keintiman, koneksi, atau pemahaman.
Aspek di atas, diikuti dengan intensitas dan frekuensi pengungkapan detail pribadi, membentuk kenis hubungan yang kita miliki dengan orang-orang dalam hidup kita. Misalnya, pengungkapan diri untuk pasangan tentu akan berbeda dengan pengungkapan diri pada rekan kerja atau komunitas lainnya.
Baca juga:
Tchiki Davis, Ph.D., penulis, konsultan, dan ahli dalam well-being, mengatakan bahwa pengungkapan diri memiliki manfaat. Yaitu untuk membentuk hubungan sosial yang dekat dan intim. Alasannya karena orang-orang lebih menyukai seseorang yang terbuka, informasi lebih banyak, dan hubungan terjalin secara harmonis. Manfaat pengungkapan diri atau self-disclosure ini, selain menjalin relasi antarpribadi, juga bermanfaat secara internal atau kesehatan mental. Misalnya, pengungkapan diri dapat membantu kita mencapai perasaan katarsis, klarifikasi topik, dan peningkatan dukungan sosial.
Nah, ada pula efek buruk kalau Anda terlalu menutup diri. Tanpa self-disclosure, bisa memicu stres bagi tubuh, merusak kekebalan tubuh, bahkan mungkin menyebabkan penyakit.