Riot Platforms Mengajukan Gugatan Hukum Terhadap Rhodium Enterprises atas Biaya Fasilitas Pertambangan yang Belum Dibayar
JAKARTA - Perusahaan pertambangan kripto Riot Platforms, sebelumnya dikenal sebagai Riot Blockchain, telah mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan penambang Bitcoin berbasis di Texas, Rhodium Enterprises, untuk mendapatkan kembali "lebih dari 26 juta dolar AS (Rp385 juta) " dalam dugaan biaya fasilitas pertambangan yang belum dibayar.
Menurut laporan keuangan kuartal 1 Riot Platforms yang diterbitkan pada tanggal 10 Mei, Rhodium diduga melanggar kontrak dengan Riot dengan tidak membayar biaya hosting dan layanan yang terkait dengan penggunaan fasilitas pertambangan Bitcoin milik Whinstone, sebuah anak perusahaan sepenuhnya dari Riot.
Pada tanggal 2 Mei, diajukan petisi terhadap Rhodium Enterprises di Pengadilan Milam County di Texas, yang bertujuan untuk mendapatkan kembali "lebih dari 26 juta dolar AS" dan mendapatkan penggantian biaya hukum yang ditanggung.
Selain itu, Riot meminta izin untuk mengakhiri "beberapa perjanjian hosting" dengan Rhodium dan mengusulkan untuk dibebaskan dari kewajiban membayar kredit daya yang belum terbayarkan setelah penghentian.
Diakui bahwa perkiraan kemungkinan mendapatkan kembali biaya yang belum dibayar pada tahap ini tidak pasti. Cointelegraph mencatat laporan tersebut :
"Karena litigasi ini masih berada pada tahap awal, kami tidak dapat dengan wajar memperkirakan kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan atau besarnya hasil tersebut, jika ada."
Rhodium dilayani pada tanggal 8 Mei, dengan batas waktu untuk memberikan tanggapan hingga tanggal 30 Mei, sesuai laporan tersebut.
Sementara itu, laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa Riot telah menambang "2.115 Bitcoin" pada kuartal 1 2023, meningkat 50,5% dibandingkan dengan kuartal 1 2022.
Baca juga:
Dalam laporan tersebut juga dicatat bahwa Riot tidak memiliki afiliasi dengan kejatuhan bank baru-baru ini:
"Kami tidak memiliki hubungan perbankan dengan Silicon Valley Bank, Silvergate Bank, atau First Republic Bank, dan saat ini menyimpan kas dan setara kas kami di beberapa lembaga perbankan."
Riot memperkirakan bahwa perusahaan pertambangan kripto akan terus menghadapi tantangan pada tahun 2023 akibat "penurunan harga Bitcoin yang signifikan" dan "faktor-faktor makroekonomi nasional dan global lainnya."
Dinyatakan bahwa "posisi relatif" Riot di industri tersebut, serta "likuiditas dan ketiadaan utang jangka panjang," membuatnya berada dalam posisi yang baik untuk "mengambil manfaat dari konsolidasi tersebut."