Suka Curhat di Media Sosial? Cek Dulu Untung dan Ruginya Berikut Ini

JAKARTA - Manusia sealu membutuhkan ruang untuk berbagi cerita karena karaktenya sebagai makluk sosial. Di era digital, banyak warganet yang memanfaatkan media sosial sebagai tempat memaparkan curahan hati alias curhat.

Kepala Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Dipa (UNDIPA) Makassar Erfan Hasmin memberikan penjelasan mengenai untung dan rugi mencurahkan isi hati atau curhat di media sosial. Dia menyarankan masyarakat tidak curhat secara berlebihan untuk mencegah respon negatif dari orang lain.

"Tidak semua orang di media sosial akan memberikan solusi sesuai dengan yang kita harapkan. Ada juga yang orang akan menghakimi dan memberikan respon negatif," ujar Erfan dikutip dari ANTARA, Selasa, 11 April.

Bagi beberapa orang, curhat di media sosial dinilai dapat memberikan ketenangan atas masalah yang menimpanya. Menurut Erfan, mendapat respons atau masukan dari orang lain bisa membuat seseorang lebih tenang, nyaman, dan terhindar dari stres.

Namun, terlampau berlebihan dalam curhat juga tidak bagus bagi orang tersebut. Curhat berlebihan di media sosial bisa menimbulkan respon negatif dari orang lain yang bisa berdampak terhadap kondisi mental si pencerita.

“Tentu saja ini akan berakibat memperburuk keadaan dan merusak mental diri sendiri,” ujar Erfan.

Oleh karena itu, agar tidak berlebihan curhat di media sosial atau yang populer dengan istilah oversharing, Erfan menyarankan masyarakat untuk tidak mengunggah sesuatu di media sosial ketika emosi sedang tidak stabil.

Kondisi emosi yang tak stabil kerap membuat seseorang kurang waspada. Selain itu, lebih selektif terhadap apa yang hendak diunggah di media sosial adalah langkah tepat sembari berpikir ulang apakah unggahan itu bakal merugikan diri sendiri atau orang lain.

Agar terhindar dari dampak buruk media sosial, konsultan TIK Anwar Sadat memberikan sejumlah tips, antara lain niat untuk menggunakan media sosial sewajarnya saja disertai disiplin waktu.

Selanjutnya, masyarakat perlu membuat skala prioritas dalam bermedia sosial, menyaring konten yang hendak dibaca, dan memastikan bahwa konten tersebut bermanfaat.

“Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak tumbuh dan berkembang, serta tempat di mana kita sebagai bangsa hadir secara bermartabat,” kata Anwar.