Terpeleset Jatuh ke Sungai Pelalawan Riau Usai Kaki Injak Duri, Jenazah Bocah SD Ditemukan
RIAU - Tim SAR Gabungan menemukan mayat Ahmad Hafidz (14), siswa SD yang tenggelam di Sungai Bengkarai di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Minggu 9 April.
"Korban ditemukan oleh warga Minggu (9 April) pada pukul 22.39 WIB sekitar 200 meter dari lokasi saat ia tenggelam. Saat ditemukan korban menggunakan baju kaos warna hijau dan celana pendek bola warna oranye," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pelalawan Zulfan Faris, Senin 10 April, disitat Antara.
Korban saat itu juga sudah dibawa ke rumah duka di Desa Lubuk Kembang Sari.
Korban ditemukan setelah dilakukan pencarian oleh warga setempat bersama tim gabungan TNI, Polri dan BPBD Pelalawan. Korban diduga tenggelam sekitar pukul 14.30 WIB pada Minggu siang. Korban saat itu bermain bersama teman-teman di lokasi anak Sungai Bengkarai.
"Di lokasi terdapat sungai kecil yang meluap akibat hujan deras melanda wilayah Ukui. Jadi informasi yang kita dapat, korban ini mandi-mandi di lokasi anak Sungai Bengkarai itu," kata Zulfan.
Pada saat korban usai mandi bersama teman-temannya, korban hendak mengambil duri yang ada di kakinya. Saat itulah korban diduga terpeleset dan jatuh hingga terseret arus sungai lalu tenggelam.
Beberapa temannya sempat berupaya menolong dan berteriak meminta tolong kepada warga, namun korban sudah tidak ditemukan lagi.
"Kami dapat informasi pada jam 17.00 WIB. Tim langsung bergerak ke sana habis berbuka. Penyisiran awal dilakukan menggunakan perahu karet. Kondisi air sudah surut malam itu. Kami temukan tak jauh dari titik awal korban tenggelam," sebut Zulfan.
Baca juga:
- Kala Anggota DPR Bertaruh Keseimbangan di Gerbong KRL Penuh Sesak Menuju Stasiun Palmerah
- Dokumen Penyelidikan Bocor, Eks Komisioner KPK Laporkan Firli Bahuri ke Dewan Pengawas
- Legislator Gerindra Bingung Publik Lebih Percaya Mahfud MD Ketimbang DPR soal Transaksi Janggal Rp349 Triliun di Kemenkeu
- Anas Urbaningrum Bebas dari Sukamiskin Besok Siang, Loyalis Kirim Surat Penjemputan ke Lapas
Sementara itu, Ermanto, paman korban mengaku ikhlas terhadap musibah yang dialami keluarga besarnya. "Sebelumnya pada Jumat lalu, kakeknya yang meninggal, sekarang Sipit (panggilan korban) yang meninggal. Kami ikhlas dengan ujian ini. Anaknya baik, rajin dan santun sama keluarga. Kalau tertawa, matanya sipit makanya kami panggil dia sipit," tandasnya.