Presiden Zelensky Kecam Serangan Rusia saat Minggu Palma Ortodoks yang Tewaskan Ayah dan Anak
JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan udara Rusia yang bertepatan dengan perayaan Minggu Palma Ortodoks, termasuk serangan yang menewaskan seorang ayah dan anak perempuannya di rumah mereka di Kota Zaporizhzhia.
Militer Ukraina melaporkan adanya serangan dan penembakan Rusia di seluruh front, dengan pertempuran terberat masih terfokus pada dua kota di wilayah timur Donetsk - Bakhmut dan Avdiivka.
Diketahui, pasukan Rusia telah mengepung Bakhmut selama berbulan-bulan dalam pertempuran terpanjang selama lebih dari satu tahun perang.
Dinas Darurat Negara Ukraina mengatakan seorang pria berusia 50 tahun dan putrinya, 11 tahun, tewas setelah pasukan Rusia menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di Zaporizhzhia, di bagian tenggara.
Seorang wanita yang diidentifikasi sebagai istri dan ibu dari para korban, ditarik dari bawah reruntuhan.
"Beginilah cara negara teroris menandai Minggu Palma," kata Presiden Zelensky dalam pidato video malam hari, melansir Reuters 10 April.
"Inilah cara Rusia menempatkan dirinya dalam isolasi yang lebih besar dari dunia," tandasnya.
Presiden Zelensky memuji beberapa unit yang mempertahankan posisi di timur dan mengatakan bahwa ia berharap Minggu Palem tahun depan "akan berlangsung dengan perdamaian dan kebebasan bagi semua rakyat kita".
Mayoritas dari 41 juta penduduk Ukraina adalah penganut Kristen Ortodoks yang merayakan Paskah seminggu dari sekarang.
Sementara, Paus Fransiskus, yang sangat kritis terhadap perang Rusia, berdoa untuk perdamaian selama Misa Paskah di Vatikan: "Bantulah rakyat Ukraina yang tercinta dalam perjalanan mereka menuju perdamaian, dan pancarkanlah cahaya Paskah kepada rakyat Rusia."
Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah menghancurkan sebuah depot yang berisi 70.000 ton bahan bakar di dekat Zaporizhzhia. Mereka juga mengatakan pasukannya telah menghancurkan gudang-gudang militer Ukraina yang menyimpan rudal, amunisi, dan artileri di wilayah Zaporizhzhia dan Donetsk.
Sebaliknya, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa lebih dari 40 serangan musuh telah ditangkis selama 24 jam terakhir.
Dikatakan, pasukan Rusia telah melancarkan serangan yang gagal di wilayah barat Bakhmut, yang kini sebagian besar telah hancur namun masih memiliki populasi 70.000 jiwa sebelum perang. Setidaknya 10 kota dan desa telah berada di bawah gempuran Rusia.
Laporan itu mengatakan, pasukan Rusia juga tidak membuat kemajuan dalam serangan di Avdiivka, fokus kedua pertempuran di timur, dan melaporkan penembakan Rusia yang meluas di wilayah utara. Para pejabat di wilayah selatan mengatakan bahwa pesawat-pesawat Rusia telah menggunakan bom-bom berpemandu terhadap kota-kota di wilayah Kherson.
Pihak militer mengatakan, pasukan Ukraina akan terus mempertahankan Bakhmut dari serangan Rusia yang terus menerus, meskipun Presiden Zelensky minggu lalu mengatakan, jika pasukannya berisiko terkepung, mereka dapat ditarik mundur.
Baca juga:
- Yordania Salahkan Israel Terkait Peningkatan Eskalasi di Palestina dan Perbatasan
- Iran Pasang Kamera Pengawas di Tempat Umum untuk Identifikasi Perempuan yang Tidak Mengenakan Jilbab
- Pesan Paskah: Paus Fransiskus Soroti dan Doakan Krisis Ukraina, Timur Tengah hingga Myanmar
- Penobatan Raja Charles III Bulan Depan Dapat Disaksikan Publik Melalui 30 Layar Raksasa, Ini Lokasinya
"Musuh berusaha merebut benteng kota kami dengan cara apa pun," kata juru bicara Komando Militer Timur Ukraina Serhiy Cherevatyi.
"Meskipun sangat sulit, kami masih mengendalikan situasi. Unit-unit kami menahan musuh dan menimbulkan kerusakan maksimal," sambungnya.
Sedangkan analis militer Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan bahwa pasukan Rusia menguasai pusat Kota Bakhmut, dan sebagian besar aksi mereka sekarang berfokus pada stasiun kereta api kota.