Indahnya Toleransi, Pemuda Kristen-Muslim Kupang Buat Replika Bukit Golgota
JAKARTA - Sejumlah pemuda Kristen dan Muslim yang menamakan diri Pemuda Namosain Poco-Poco yang berada di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur bahu membahu membangun replika Bukit Golgota, tempat Yesus dan dua penyamun disalibkan.
Marthen Lenggu salah satu tokoh masyarakat di Kelurahan Namosain, di Kupang, Jumat, 7 April mengatakan bahwa pihaknya sebagai yang dituakan di kelurahan itu hanya mendukung saja, apa yang diinisiasi oleh para pemuda di lokasi tersebut.
“Hal ini tentunya menunjukkan bahwa Kota Kupang yang kita cintai ini toleransi umat beragama sangat tinggi apalagi diinisiasi oleh pemuda-pemudanya,” katanya dikutip dari ANTARA
Sejumlah pemuda yang membangun replika bukit itu ujar dia adalah gabungan dari dua RT yang ada di kelurahan itu dan juga merupakan komunitas pemuda dari berbagai agama.
Dia menambahkan para pemuda di lokasi tersebut dalam berbagai kegiatan sering terlibat bersama-sama, termasuk di momentum perayaan hari besar keagamaan di Kota Kupang.
“Nah kali ini kan mereka membangun replika untuk bukit golgota, nanti pekan depan lokasi yang sama ini akan diubah menyambut hari raya Idul Fitri,” ujar dia.
Pantauan ANTARA hampir di seluruh ruas jalan di Kota Kupang terdapat replika Bukit Golgota dengan tiga salib menjulang tinggi. Di sekitar bukit itu terdapat pemuda dan orang tua serta anak-anak bermain bersama.
Baca juga:
- Makna Jumat Agung bagi Umat Kristiani dan Contoh Kalimat Ucapannya
- Kepala Uni Eropa Sebut Pemimpin China Xi Jinping Bakal Telepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
- Presiden Xi Jinping: China Berkomitmen Dorong Dialog dan Penyelesaian Politik Krisis di Ukraina
- Ahli Gizi UGM Sarankan Masyarakat Tak Olahraga Pagi Saat Berpuasa
Tak hanya itu uniknya lagi di Kelurahan Fatufeto, Kota Kupang seluruh umat Kristiani dan Muslim bahkan Hindu Budha membuat replika Bukit Golgota dan di sampingnya ditempatkan bedug dengan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri.
Koordinator di kelurahan Fatufeto Boy La’a mengatakan bahwa keterlibatan umat Kristen dan Islam dalam kegiatan keagamaan bukan pada saat ini saja, tetapi sudah sering terjadi.
“Kami ingin menunjukkan bahwa sebenarnya toleransi umat beragama itu sudah lama terjalin di daerah ini, bukan hanya saja pada saat ini saja,” ujar dia.
Munawar seorang tokoh Muslim di daerah itu menilai bahwa dengan adanya kegiatan bersama seperti ini, kerukunan antar umat beragama akan terus terjalin dengan baik.
“Tidak hanya saat kegiatan keagamaan tetapi dalam berbagai kegiatan,” ujar dia.