Ahli Gizi UGM Sarankan Masyarakat Tak Olahraga Pagi Saat Berpuasa
FOTO ILUSTRASI/Warga menggunakan masker berolahraga di taman Jam Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (25/6/2020). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/NZ

Bagikan:

YOGYAKARTA - Ahli Gizi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Arjuna menyarankan masyarakat tidak berolahraga pagi selama menjalankan ibadah puasa.

"Tidak ideal berolahraga di pagi hari saat puasa karena ketahanan tubuh lebih lemah karena badan jauh lebih lemas dari biasanya ketika tidak puasa," ujar Tony dilansir ANTARA, Kamis, 6 April.

Berolahraga pada pagi hari ketika berpuasa tidak ideal dilakukan bahkan cenderung berisiko bagi yang tidak terbiasa.

Saat berolahraga, kata dia, penggunaan kalori lebih banyak yang akan membuat gula darah lebih cepat turun sehingga tubuh merasa lemas dan akan terasa lapar sepanjang hari.

Kondisi tersebut akan berisiko tinggi terutama bagi penderita diabetes karena bisa terkena serangan hipoglikemia yang membahayakan nyawa.

Saat berolahraga, menurut dia, tubuh akan mencari sumber alternatif pembakaran.

"Yang seharusnya glikogen bisa dibakar dalam delapan jam, tapi karena dipakai ketika olahraga tadi dan tidak ada makanan yang masuk otomatis dia habisnya lebih cepat. Ya, otomatis sisa hari jadi jauh lebih berat untuk dilewati," ujar dia.

Menurut Tony, aktivitas olahraga bagi yang berpuasa idealnya dilakukan saat mendekati waktu berbuka.

"Dilakukan 30 menit sampai satu jam sebelum berbuka atau setelah tarawih," kata dia.

Tony menekankan pentingnya pengelolaan waktu berolahraga saat berpuasa karena tubuh melewati fase adaptasi ketika berolahraga saat berpuasa.

Olahraga pun tidak bisa dilakukan sama halnya saat sebelum berpuasa karena tubuh memerlukan waktu untuk melakukan penyesuaian.

Tony menjelaskan saat seseorang tidak berolahraga sama sekali di hari pertama dan kedua puasa, lapar yang dirasakan akan berbeda dengan hari setelahnya. Sebab, itu menjadi fase awal tubuh mengalami defisit kalori yang cukup signifikan.

"Otomatis akan berbeda kondisinya ketika di awal puasa. Setelah bertahap menyesuaikan baru kita mulai meningkatkan intensitasnya di tengah-tengah," ucap Tony.