Prabowo Yakin Penentuan Capres-Cawapres di Koalisi Besar Tak Akan Alot
JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yakin penentuan calon presiden (capres) dari koalisi besar tidak akan alot apabila jadi dibentuk oleh lima partai politik (parpol) pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebab menurutnya, kelima ketua umum (ketum) parpol sudah saling mengenal dan bersahabat.
"Kita kan di antara tokoh-tokoh ini sudah saling mengenal dan saya lihat hubungannya baik, dan kita bersahabat," ujar Prabowo kepada wartawan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 5 April.
Prabowo mengaku, hubungan secara pribadi dengan Ketum PAN, Golkar, PPP cukup dekat. Apalagi, dengan Ketum PKB yang merupakan mitra Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
"Sebagai contoh hubungan saya dengan Pak Zulhasan, sama Pak Airlangga baik, sama Pak Mardiono baik, Pak Muhaimin apa lagi," katanya.
Karena itu, Menteri Pertahanan itu menilai, pembicaraan soal capres dan cawapres bahkan penentuannya tidak akan memakan waktu lama.
"Jadi, saya kok tidak merasa akan alot ya. Saya enggak tahu, mungkin pengamat lebih pinter dari saya, hahaha," katanya sambil tertawa.
"Saya enggak merasa alot, saya merasa ini kawan semua. Kita merah putih semua, kita tidak usah meragukan lagi mereka," tambah Prabowo.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid mengatakan pembentukan koalisi besar berpeluang terwujud. Namun pentungan calon presiden dan wakil presiden tentu akan sangat rumit.
Jazuli menuturkan, realitasnya koalisi yang ada pun belum mampu memutuskan capres dan cawapresnya. Baik di KIB, maupun di Koalisi Perubahan, termasuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibentuk PKB dan Gerindra.
Baca juga:
- Prabowo Tegaskan Sandiaga Belum Bicara Ingin Hijrah ke PPP
- Tak Mau KPK Melemah, Alasan Kapolri Tetap Minta Brigjen Endar Jadi Dirlidik
- Israel Serbu Al Aqsa: Palestina Ingatkan Bentrokan Besar, Mesir hingga Arab Saudi Kutuk Penyerangan Jemaah
- Bakal Terbitkan Larangan ASN DKI Flexing, Pj Gubernur DKI Tegaskan Gaya Hidup Sederhana
"Jadi kerumitannya ada di situ, koalisi besar bukannya lebih rumit lagi? Apakah nanti pengambilan keputusan capres dan cawapres dengan koalisi yang besar itu pakai ukuran dan standar apa memutuskannya, kami berdua aja kesulitan memutuskan apalagi berlima," ujar Jazilul kepada wartawan, Senin, 3 Maret.
Selain itu, Jazilul menilai koalisi besar belum tentu menghadirkan kemenangan. Sebab masyarakat melihat siapa capres dan cawapres yang maju pada Pilpres 2024, bukan koalisi parpol.
"Belum tentu (menang, red) tergantung capres dan cawapresnya, karena khusus untuk pilpres publik menilai siapa calonnya bukan koalisi partai. Sebesar apapun koalisi tapi kalau penentuan capres cawapres tidak sesuai harapan masyarakat ya kalah," jelas Jazilul.
Menurut Jazilul sebelum terbentuk koalisi besar, pasti ada kesepakatan bersama agar masing-masing parpol bisa menaikkan elektabilitas.
“Karena apa? Karena masing-masing partai saya yakin, punya motif dan punya keinginan untuk menjaga elektoralnya di pemilu 2024, sekaligus menempatkan kadernya di pasangan calon presiden dan calon wakil presiden,” katanya.