Orang Tua Jangan Abai, Ini 5 Tanda Anak Mengalami Perundungan
JAKARTA - Bullying atau perundungan memiliki dampak psikologis yang dapat merugikan anak-anak. Korbannya bisa kehilangan rasa percaya diri bahkan mengalami depresi. Perundungan tidak terjadi tiba-tiba dan berhenti saat itu juga.
Oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk segera menyadari tanda-tanda perundungan anak agar segera ditangani dan dampaknya tidak lebih buruk. Tanda-tanda tersebut bisa berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Hal ini disebabkan perundungan yang dialami keduanya bisa berbeda wajah.
Berikut ini adalah panduan tanda-tanda anak sedang mengalami perundungan yang bisa diwaspadai oleh orang tua.
Perubahan dalam Pertemanan
Kehilangan atau berubah circle pertemanan bisa menjadi tanda anak mengalami perundungan, terutama pada anak usia remaja. Demikian juga dengan keengganan untuk bergaul dengan teman bisa menandakan intimidasi sedang terjadi. Orang tua dapat tetap mengetahui perubahan dalam lingkaran pertemanan anak dengan cara tetap terhubung dengan orang tua lain dalam circle tersebut. Dengan begitu, lebih mudah menyadari ketika anak tidak hadir dalam pesta dan acara ulang tahun atau undangan grup lainnya.
Menghindari Sekolah
Anak tiba-tiba jadi sering menghindari sekolah. Ada saja alasannya, mulai dari sakit perut, pusing, atau bahkan menolak dibangunkan. Misal, saat Anda amati, apa yang dijadikannya alasan ternyata tidak benar, dia sama sekali tidak sakit. Jangan terburu curiga bahwa dia berbohong karena malas sekolah. Bisa saja hal ini merupakan tanda bahwa si kecil tidak mau pergi ke sekolah karena dia telah menerima perundungan dari teman di sekolah. Sehingga, dia merasa sekolah menjadi tempat yang tidak aman untuknya.
Mengurangi Interaksi dengan Keluarga
Jika anak tidak banyak bicara seperti biasanya atau jika dia langsung pergi ke kamar sepulang sekolah, itu bisa menjadi hal yang harus diwaspadai. Bertindak melawan saudara kandung juga bisa menjadi tanda perundungan yang berkepanjangan. Dalam beberapa kasus, korban bullying akan melepaskan "sikap korban" dan menjadi reaktif dengan saudara kandung dan anak-anak lain.
Baca juga:
Selalu Tampak Murung
Anak-anak yang menerima perundungan sering kali terjebak pada pikiran yang kurang tepat. Bahwa ada sesuatu yang salah dari dirinya sehingga diperlakukan tidak baik oleh teman lain. Dia merasa sendirian. Cobalah untuk selalu konfirmasi kepadanya mengenai apa yang dia rasakan dan minta dia bercerita.
Obsesi atau Menarik Diri dari Gawai
Jika perundungan terjadi secara online, Anda mungkin melihat salah satu dari dua hal yaitu, keterikatan yang berlebihan terhadap perangkat elektronik atau penarikan diri total dari alat tersebut. Jika yang pertama, anak bisa gelisah jika Anda mencoba membatasi penggunaannya. Sedangkan kedua, Anda mungkin menemukan anak sulit untuk dihubungi sebab dia menjauh dari gawainya.
Seorang ahli psikologi anak, Bailey Lindgren, melansir Reader’s Digest, Rabu, 5 April merekomendasikan orang tua menyiapkan aturan dan pedoman untuk keterlibatan online saat anak pertama kali membuat akun media sosial. Dia mengatakan anak mungkin enggan memberi tahu orang dewasa tentang cyberbullying karena takut perangkatnya akan diambil. Untuk itu, tunjukkan padanya kalau Anda tidak akan mengambil perangkatnya, melainkan ingin membantu menyelesaikan masalah perundungan yang dialami.