JAKARTA - Pernah tidak Anda bertanya pada anak, “Lebih sayang sama Mama atau Papa?” atau, “Papa atau Mama yang lebih baik?” Sebenarnya, apa alasan Anda menanyakan itu kepada si kecil? Seolah ada persaingan orang tua dalam mengasuh anak.
Amy Morin, L.C.S.W., psikoterapis dan penulis buku 13 Things Mentally Strong Parents Don’t Do, melansir Parenting, 27 Februari mengatakan bahwa persaingan antar orang tua yang membuat anak harus memilih di antara keduanya adalah hal yang toksik.
Menurutnya, anak-anak mengamati dan mempelajari cara orang tua sebagai pasangan berkomunikasi, saling memperlakukan, dan bekerja sama. Orang tua yang menunjukkan kebiasaan toksik dapat mengirimi anak-anak pesan yang salah tentang cinta dan kehidupan.
Pada akhirnya, ini akan memengaruhi cara mereka melihat diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka dan bahkan mengurangi kualitas hidupnya.
Amy mencatat tiga kebiasaan toksik yang mungkin dilakukan orang tua dan dapat memengaruhi anak-anak secara negatif:
Bersaing Menjadi yang Lebih Unggul
Alih-alih bekerja sama satu sama lain dalam pengasuhan, beberapa orang tua justru memiliki kebiasaan buruk dengan menganggap bahwa mereka sedang berkompetisi untuk melakukan lebih banyak hal. Misalnya saja, siapa yang paling sering menjemput anak di sekolah, siapa yang paling sering bisa membantu anak mengerjakan PR, siapa yang paling banyak menghasilkan uang.
Selalu berusaha mengungguli pasangan Anda akan melukai hubungan orang tua dan anak. Menurut Amy, anak-anak akan merasa jauh lebih baik dengan dua orang tua yang sama-sama berusaha. Keluarga terbaik adalah yang saling bekerja sama. Dari sinilah anak juga belajar tentang arti saling berkontribusi bagi sesama anggota keluarga.
Ingin Menjadi yang Paling Disukai
Anak-anak mencintai kedua orang tuanya dengan tulus. Perdebatan tentang siapa yang lebih disayang atau disukai oleh anak dapat menjadi bumerang. Sering kali untuk menjadi orang tua yang lebih disukai anak-anaknya, orang tua terlibat pada kebiasaan yang salah dengan memanjakan anak atau membiarkan perilaku buruknya. Hal tersebut dilakukan untuk memenangkan hati anak-anak agar memilihnya menjadi orang tua favorit.
Ini tentu saja tidak akan baik dalam pengasuhan. Anda akan bahagia dengan menjadi orang tua favorit, tapi kemudian hari, Anda akan merasakan kesulitan untuk mengatur anak-anak. “Anak-anak membutuhkan struktur yang jelas, batasan tegas, dan disiplin yang konsisten, yang berarti akan ada hari-hari ketika Anda tidak akan memenangkan kontes popularitas,” ujar Amy.
BACA JUGA:
Devil & Angel
Hubungan yang tidak sehat dapat menyebabkan ketidaksepakatan dalam pengasuhan. Misalnya saja, Mama dianggap terlalu ketat dalam hal makanan anak. Mama tidak mengizinkan anak untuk bermain ponsel di luar jam yang sudah ditentukan. Sementara, Papa merespons hal tersebut dengan menjadi lebih santai untuk menyeimbangkan keputusan serta sikap pasangannya.
Akhirnya, kesan yang muncul adalah Mama terlihat sebagai devil sedangkan Papa terlihat sebagai angel yang selalu membantu anak-anak.
“Bermain orang tua yang baik dan orang tua yang buruk hanya akan mendorong anak untuk memanipulasi situasi,” ujar Amy.
Menurutnya, hal tersebut menyebabkan inkonsistensi yang tidak sehat untuk anak-anak dalam hal disiplin.