Efek Samping dan Bahaya Diet Keto Jangka Panjang, Ketahui Batasan Waktu Terbaik
YOGYAKARTA - Diet keto adalah jenis diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang dirancang untuk membuat tubuh masuk ke dalam keadaan ketosis. Keadaan ketosis di mana tubuh membakar lemak sebagai sumber energi daripada glukosa. Meskipun diet keto memiliki manfaat bagi beberapa orang, terutama dalam menurunkan berat badan, ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi apabila dilakukan dalam jangka panjang.
Diet keto dilakukan dengan mengurangi karbohidrat dan hanya mengonsumsi 50 gram atau kurang dari porsi tersebut. Ini dilakukan untuk membantu tubuh mencapai ketosis, yang mana tubuh harus membakar lemak menjadi energi. Melansir Health, Selasa, 4 April, diet keto dapat membantu mengobati epilepsy meski tak diketahui dengan jelas alasannya. Tampaknya, dalam keadaan ketogenik penderita epilepsy akan berkurang frekuensi kejang.
Ahli kesehatan memperingatkan efek samping dan bahaya diet keto apabila dilakukan jangka panjang. Karena dapat menurunkan sejumlah aspek dalam kesehatan seperti berikut ini:
1. Gangguan pencernaan
Beberapa orang melaporkan bahwa awal mulai diet keto merasakan gangguan pencernaan, muntah, kelelahan, dan tubuh lesu. Ini disebut dengan kondisi flu keto, menurut ahli gizi berbasis di Kingston, Australia, Kristen Kizer, RD.. Ahli gizi klinis dan dokter pengobatan alami, Josh Axe, menambahkan. Sejumlah 25 persen orang yang mencoba diet keto mengalami gejala ini. Menurutnya, ini karena tubuh mulai bertransisi menggunakan lemak sebagai sumber energi, bukan gula ataupun karbohidrat.
Selain gangguan pencernaan karena flu keto, diare juga kerap dialami pediet keto. Ini mungkin karena kantong empedu, organ yang menghasilkan empedu untuk membantu memecah lemak dalam makanan, merasa kewalahan. Diare juga disebabkan kurangnya serat dalam diet keto. Bisa juga karena intoleransi makanan alternatif yang dikonsumsi saat diet, seperti produk susu atau pemanis buatan.
2. Merusak hati, ginjal, dan otak
Bagi penderita diabetes, kondisi ketoasidosis ketika tubuh terlalu asam karena terlalu banyak keton, asam sebagai produk sampingan dari pembakaran lemak, dapat merusak hati, ginjal, dan otak. Bukannya tidak boleh, hanya saja bagi penderita diabetes baik tipe 1 atau tipe 2 harus diawasi oleh dokter.
Komplikasi ini sebenarnya sangat jarang terjadi. Tetapi perlu dikenali gejala awalnya sehingga perlu segera dikonsultasikan pada ahli gizi dan dokter. Gejala ketoasidosis antara lain mulut kering, sering buang air kecil, mual, bau mulut, dan kesulitan bernapas.
3. Berat badan naik
Diet keto memiliki aturan yang ketat. Kalau dijalani jangka panjang, bukan rencana yang tepat, kata para ahli. Paling baik, diet keto dilakukan selama 30-90 hari diikuti rencana diet yang berkelanjutan.
Nah, ketika tidak masa diet, atau memasuki masa tenggang untuk melanjutkan diet berkelanjutan. Kebanyakan orang akan mendapatkan berat badan kembali naik. Jenis fluktuasi berat badan ini dapat menyebabkan gangguan makan, kata Kizer, atau dapat memperburuk hubungan yang sudah tidak sehat dengan makanan.
4. Metabolisme menurun
Efek samping lain dari diet keto yang dilakukan jangka panjang, adalah hilangnya massa otot. Kalau dilihat dari ukuran berat badan, mungkin akan turun. Tetapi sebenarnya banyak massa otot berkurang. Ini karena otot membakar lebih banyak kalori daripada lemak. Makanya memengaruhi metabolisme.
5. Meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes
Jika dilakukan dengan benar, diet keto mencakup konsumsi banyak sayuran dan sumber protein hewani tanpa lemak. Dengan kata lain, diolah tanpa tambahan mentega dan minyak tak sehat bahkan bacon berlemak. Itu sebabnya ahli kesehatan khawatir orang-orang yang menjalani diet ketogenik dengan buruk. Maka jika menjalani diet ini, cobalah dengan bimbingan dokter atau ahli gizi supaya tidak menimbulkan efek samping dan bahaya diet keto untuk kesehatan.