Kimia Farma Catatkan Kas Rp2,15 Triliun di 2022
JAKARTA - Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencacatkan nilai kas dan setara kas senilai Rp2,15 triliun pada tahun 2022, atau naik dari sebelumnya senilai Rp748 miliar pada tahun 2021.
KAEF telah membukukan cashflow positif di tahun 2022. Pada akhir Desember 2022, tercatat nilai kas dan setara kas naik menjadi Rp2,15 triliun dari tahun 2021 senilai Rp748 miliar.
Hal ini didukung dengan diperolehnya dana dari aksi korporasi unlock value anak usaha yang dimiliki KAEF, yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA).
"Kepercayaan investor menjadi bukti adanya prospek positif bagi KAEF dan industri kesehatan di Indonesia, ” ujar Direktur Utama KAEF David Utama dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Selasa 4 April.
David menjelaskan aksi korporasi unlock value tersebut mendukung modal kerja dan pengembangan bisnis KFA dengan New Bussiness Model with Digitalization, yang mengkombinasikan offline dan online store dengan strategi omnichannel, integrasi Apotek-Klinik-Lab Diagnostika, serta New Digital Channel.
Dia menyampaikan sepanjang tahun 2022 KAEF berhasil menurunkan beban usaha sebesar 5,41 persen atau Rp189 miliar, dibandingkan tahun 2021, yang mana perseroan melakukan efisiensi beban usaha melalui optimalisasi biaya distribusi untuk seluruh produk.
Selain itu, KAEF mengupayakan penurunan beban keuangan sebesar 14,21 persen, dibandingkan tahun sebelumnya 2021, yang ditopang oleh dukungan perbankan melalui penurunan suku bunga dan kredit investasi serta refinancing.
Pasca aksi korporasi unlock value KFA, pihaknya mengungkapkan perseroan menghasilkan dana sebesar Rp1,86 triliun disertai dengan pembebanan pajak sebesar Rp76 miliar.
Selain itu, pada tahun 2022 entitas anak KAEF yaitu KF Dawan di Saudi Arabia membukukan kerugian sebesar Rp24 miliar akibat tidak adanya kegiatan ibadah haji dan umroh selama pandemi COVID-19.
Dengan adanya aksi korporasi dan kondisi entitas anak tersebut, menurut dia, memberikan pengaruh terhadap pencatatan kerugian sebesar Rp109 miliar pada tahun 2022.
Pihaknya melihat bahwa prospek industri farmasi dan layanan kesehatan pada tahun 2023 masih mengalami pertumbuhan, mengingat kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang menjadi perhatian seluruh pihak.
Pada awal tahun 2023, Kimia Farma telah melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja, diantaranya aktivitas marketing yang masif dan penetrasi pasar.
Baca juga:
Selain itu, KAEF juga telah melakukan Non Deal Roadshow (NDR) dengan para investor untuk mendapatkan bisnis baru yang akan dikembangkan di tahun ini.
Lebih lanjut, perseroan terus melakukan pembenahan di sektor layanan kesehatan dan ritel farmasi untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Salah satunya dengan adanya aliansi strategis dengan mitra strategis yang memiliki jaringan global, yaitu Parkway Pantai Group, yang memiliki kompetensi di Klinik dan Laboratorium Klinik.
"KAEF optimis pada tahun 2023 kinerja dapat tetap tumbuh dan memberikan kontribusi laba positif serta Cash Flow Operation yang tetap terjaga positif hingga akhir tahun 2023. KAEF terus berkomitmen mendukung Pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat,” ujar David.