Finlandia Resmi Gabung NATO Hari Ini, Wamenlu Rusia: Kami akan Memperkuat Militer untuk Memastikan Keamanan
JAKARTA - Rusia akan memperkuat kapasitas militernya di wilayah barat dan barat laut, sebagai tanggapan seiring dengan resmi bergabungnya Finlandia dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Hari Selasa ini, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko menurut laporan kantor berita pemerintah RIA.
Finlandia memiliki perbatasan sepanjang 1.300 km (810 mil) dengan Rusia, yang kira-kira akan melipatgandakan perbatasan aliansi trans-Atlantik yang berhadapan dengan Moskow.
"Kami akan memperkuat potensi militer kami di arah barat dan barat laut. Jika pasukan dan sumber daya anggota NATO lainnya dikerahkan di Finlandia, kami akan mengambil langkah tambahan untuk memastikan keamanan militer Rusia," kata Grushko kepada RIA, seperti melansir Reuters 4 April.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan tahun lalu, Rusia mengambil "tindakan pencegahan yang memadai" dan akan membentuk 12 unit dan divisi di distrik militer barat.
Diberitakan sebelumnya, Finlandia akan secara resmi menjadi anggota ke-31 NATO pada Hari Selasa, kantor kepresidenan negara itu mengumumkan Hari Senin. Hal ini menyusul persetujuan Turki atas tawaran keanggotaan Helsinki pada Kamis pekan lalu, ganjalan terakhir untuk masuk ke dalam aliansi tersebut. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memuji keputusan tersebut.
"Kami akan mengibarkan bendera Finlandia untuk pertama kalinya di sini, di markas besar NATO. Ini akan menjadi hari yang baik untuk keamanan Finlandia, untuk keamanan Nordik dan untuk NATO secara keseluruhan," katanya di Brussels, Belgia, melansir The National News.
Upacara pengibaran bendera pada Selasa sore akan dilakukan setelah Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto, menyerahkan dokumen aksesi resmi kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, yang merupakan 'penjaga' perjanjian pendirian NATO.
Lebih lanjut Stoltenberg mengatakan, keanggotaan Finlandia akan melipatgandakan panjang perbatasan darat NATO dengan Rusia. Hal ini bertentangan dengan tujuan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melemahkan aliansi tersebut, katanya.
Baca juga:
- Catat Sejarah Penyelesaian Ratifikasi Keanggotaan Tercepat, Finlandia Resmi Gabung NATO Hari Ini
- Kremlin Sebut Ledakan Bom yang Menewaskan Bloger Perang Tatarsky Tindakan Terorisme, Ada Kemungkinan Keterlibatan Ukraina
- Parlemen Malaysia Sahkan Penghapusan Hukuman Mati dan Penjara Seumur Hidup, Ini Gantinya
- Universitas Iran akan Larang Mahasiswi yang Menolak Mengenakan Hijab Mendapatkan Layanan Pendidikan
"(Presiden) Putin berperang melawan Ukraina dengan tujuan yang jelas untuk mengurangi jumlah anggota NATO," ujar Stoltenberg.
"Dia mendapatkan hal yang sebaliknya," tandasnya.
Diketahui, Finlandia dan Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO tahun lalu setelah Rusia menginvasi Ukraina.