Top! Signal Jadi Aplikasi Nomor 1 di Google Play Store dan App Store
JAKARTA - Aplikasi perpesanan Signal semakin populer. Apalagi sejak isu kebijakan privasi baru WhatsApp yang membagi data penggunanya ke Facebok.
Banyak pengguna yang terusik dengan kebijakan privasi WhatsApp tersebut. Alhasil mereka beralih ke aplikasi lain yang menawarkan privasi lebih, seperti Telegram dan Signal.
Dilansir Androidpolice, Signal berhasil meraih posisi tertingginya sebagai aplikasi gratis nomor satu di App Store dan Google Play Store. Berdasarkan situs web data analitik Apptopia, Signal telah mengumpulkan lebih dari 1,3 juta unduhan secara global.
Sementara data dari App Annie, rangking WhatsApp turun dari daftar aplikasi populer di Inggris dan Amerika Serikat (AS). Di AS, WhatsApp menempati ranking 38 soal jumlah download dan 10 di Inggris, lebih rendah dari biasanya.
Meski demikian, WhatsApp sejauh ini masih cukup tangguh sebagai layanan messaging populer. Kontroversi yang ada saat ini juga belum cukup untuk menggoyahkan platform WhatsApp secara signifikan.
"Perubahan dalam aplikasi perpesanan dan jejaring sosial ini bukan hal yang aneh, karena pada dasarnya sifat aplikasi sosial media akan melibatkan komunikasi dengan orang lain. Jadi perkembangannya sering kali dapat bergerak cukup cepat, berdasarkan peristiwa terkini," kata Amir Ghodrati, direktur wawasan pasar di perusahaan analisis aplikasi App Annie, dalam sebuah pernyataan, Kamis, 14 Januari.
Dia menambahkan bahwa pengguna secara konsisten menghabiskan lebih banyak waktu di aplikasi perpesanan daripada di aplikasi media sosial, rata-rata 67 persen lebih banyak waktu pada Semester 1 2020.
Baca juga:
“Aplikasi perpesanan yang menyediakan fitur privasi mengalami pertumbuhan keterlibatan terbesar di Semester 1 2020. Aplikasi ini mencatat rata-rata 30 persen lebih banyak pengguna aktif daripada alternatifnya," ujarnya.
Aplikasi Signal sendiri, menawarkan privasi perpesanan yang terenkripsi. Hal ini pula yang menarik perhatian banyak pengguna, bahkan aplikasi ini juga direkomendasikan orang-orang seperti Edward Snowden hingga CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk.