Cerita Mahfud MD Diomeli Jokowi Saat Satu Pesawat, hingga Ungkap Sarang Korupsi di Bea Cukai dan Pajak
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menuturkan bagaimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat geram atas penurunan indeks persepsi korupsi di Indonesia.
Menurut Mahfud, kala itu dia tengah mengikuti perayaan satu abad organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo, Jawa Timur yang juga dihadiri oleh Kepala Negara. Dalam kesempatan, Presiden meminta Mahfud untuk bisa ikut dengan rombongan saat kembali ke Jakarta nanti.
“Saya diajak pulang oleh Presiden satu pesawat karena ingin membahas indeks persepsi korupsi. Presiden pada saat itu agak marah, kenapa ini turun dari indeks 38 menjadi 34,” ujar dia saat datang ke Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta guna memenuhi panggilan Komisi III DPR, dikutip Kamis, 30 Maret.
Atas perkara tersebut, Mahfud lantas menjelaskan duduk persoalan berdasarkan data serta upaya yang telah dilakukan.
“Saya lapor ke Presiden, saya sudah mengundang Transparency International. Saya juga sudah mengundang Litbang Kompas, dan juga mengundang partnership-partnership untuk meminta data kenapa ini (indeks persepsi korupsi) turun,” tuturnya.
Baca juga:
Setelah mendapat data yang dimaksud, Mahfud mendapati jika sarang korupsi terbanyak di Indonesia ada di sebuah kementerian yang memiliki posisi sangat strategis.
“Itu yang turun adalah di bidang pelayanan publik, terutama korupsi di bea cukai dan perpajakan (Kementerian Keuangan). Clear penjelasannya,” tegas dia.
Lalu yang selanjutnya adalah terkait dengan facilitation payment. Mahfud mengungkapkan jika hal ini masih memiliki sangkutan dengan pelayanan publik.
“Orang sekarang bayar kalau mau naik pangkat, kalau tidak punya channel itu tidak bisa. Ini semua (berdasarkan data) Transparency International. Jadi saya katakan ke Presiden masalah yang paling besar ada disitu,” ucapnya.