Mereka Terus Berjuang dalam Misi Kemanusiaan Tragedi Sriwijaya Air SJ-182
JAKARTA - Pemerintah sudah berjanji tetap melanjutkan operasi pencarian korban terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Prajurit TNI AL, yang ikut dalam operasi SAR gabungan, melanjutkan pencarian termasuk cockpit voice recorder (CVR) pesawat rute Jakarta-Pontianak itu.
Di hari ke-5 pencarian, tim gabungan dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL dan Intai Para Amfibi (Taifib) Korps Marinir TNI AL masih berjuang dalam misi kemanusiaan tragedi pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Perairan Kepulauan Seribu.
Sehari sebelumnya, Selasa, 12 Januari, tim gabungan dari penyelam TNI AL menemukan bagian dari kotak hitam atau balck box berupa Flight Data Recorder (FDR) milik Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh pada hari Sabtu, 9 Januari. Lokasinya berada di antara Perairan Pulau Laki dan Pulau Sacang.
Dalam penyisiran, tim gabungan yang terdiri dari 50 personel Denkaja dan 14 personel Taifib terus mengupayakan pencarian korban jiwa dengan menggunakan seluruh peralatan yang ada serta pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekam suara kokpit pada salah satu bagian dari black box pesawat Sriwijaya Air.
Meski cuaca saat itu tidak sedang bersahabat dengan ketinggian gelombang dua meter sampai dengan tiga meter. Sedangkan jarak pandang atau visibility tiga sampai dengan lima meter.
Pencarian dilakukan tim gabungan dengan menggunakan alat bantu yang dimiliki Korps Marinir yaitu Underwater Metal Detector yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengidentifikasi logam yang ada di dalam atau bawah permukaan tanah di kedalaman laut.
Baca juga:
Cuaca Buruk Jadi Kendala
Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito menyebut pencarian tim SAR gabungan pada hari ini mengalami kendala cuaca buruk. Sehingga tidak menemukan korban dan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebanyak hari kemarin.
Dalam data yang tercatat pukul 19.40 WIB, ada tambahan 2 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban. Lalu, serpihan pesawat yang berukuran kecil bertambah lima, dan serpihan besar pesawat bertambah dua.
Sehingga, total temuan tim SAR sampai hari kelima sebanyak 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts, 31 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat, dan 28 potongan besar pesawat.
"Walaupun cuaca saya anggap tidak mendukung atau kurang mendukung, namun di sela-sela cuaca yang kadang-kadang bagus dan tidak, masih tetap semangat melaksanakan operasi pencarian atau operasi SAR," Kata Bagus di Posko Terpadu JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 13 Januari.
Korban Teridentifikasi
Kabid Topol Pusinafis Bareskrim Polri Kombes Sriyanto mengatakan dua penumpang Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 yang berhasil teridentifikasi yaitu Indah Halimah Putri dan Agus Minarni berhasil diidentifikasi melalui sidik jari mereka.
Indah Halimah Putri yang terdaftar di nomor 24 manifest penumpang pesawat nahas itu, kata Sriyanto, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari di jempol tangan kanannya.
"Pertama nomor label 0027 dari sidik jari jempol kiri, dari jenazah korban kita temukan, kita cari dari sidik jari, kita bandingkan dengan sidik jari e-KTP, ternyata jempol kiri ada kesesuaian, identik 12 titik. Ini menurut kami sudah tidak bisa terbantahkan," kata Sriyanto dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu, 13 Januari.
Sementara untuk Agus Minarni, dia mengatakan berhasil teridentifikasi setelah Tim DVI mencocokkan sidik jari yang ada di jempol tangan kanan dengan data e-KTP.
"Kita mendapatkan sidik jari dari korban dari jempol kanan. Setelah kita bandingkan dengan sidik jari di e-KTP, jempol kanan tersebut identik 12 titik persamaan atas nama Agus Minarni, nomor manifest 52," ungkapnya.
Indah dan Agus menjadi penumpang yang berhasil diidentifikasi Tim DVI pada hari ini.
Diketahui, sejak Senin, 11 Januari lalu sudah ada empat penumpang yang berhasil diidentifikasi, dua di antaranya adalah kru dari Sriwijaya Air. Dua kru tersebut adalah Okky Bisma yang merupakan flight attendent atau pramugara pesawat nahas tersebut dan Fadly Satrianto yang merupakan kru ekstra.