Dahulukan Axiom-2 ke ISS Misi Pertama Boeing Starliner Harus Ditunda, Ini Penyebabnya!
JAKARTA - Misi pertama Boeing yang membawa astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dengan kapsul Starliner, sepertinya akan kembali ditunda, karena NASA menilai kurang dalam kesiapannya.
Peluncuran misi Boeing Crewed Flight Test (CFT) awalnya dijadwalkan pada Februari kemudian dipindahkan ke akhir April, dan sekarang kemungkinan tidak akan terjadi hingga musim panas.
Penundaan misi dikatakan NASA karena baterai pesawat yang diklaim terlalu panas. Badan antariksa tersebut khawatir baterai lithium-ion Starliner bisa menjadi terlalu panas saat merapat ke ISS.
Meskipun mereka setuju melihat risikonya terlalu rendah tetapi NASA ragu untuk melanjutkan misi CFT yang akan menerbangkan dua astronot Sunita "Suni" Williams dan Barry "Butch" Willmore ke ISS itu.
Reuters melaporkan yang dikutip dari The Register, Senin, 27 Maret, kepala Program Kru Komersial NASA, Steve Stich mengatakan Boeing sekarang sedang memikirkan untuk mendesain ulang baterainya dan menambahkan pelindung jika baterai terlalu panas.
Hal itu juga berlaku untuk SpaceX yang harus mengubah desain baterai kapsul awaknya. Tetapi, bagaimanapun, perusahaan milik miliarder Elon Musk itu telah berhasil melakukan tujuh penerbangan berawak ke ISS.
Baca juga:
Boeing juga berencana mengubah bagian dari pesawat luar angkasanya berisi pendorong yang digunakan untuk memisahkan modul awak utama Starliner dari modul layanannya, sebelum kembali ke Bumi. NASA telah setuju untuk membayar setidaknya 24,8 juta dolar AS (Rp375 miliar) untuk merombak sistem.
Menurut administrator asosiasi Direktorat Misi Operasi Luar Angkasa NASA, Kathy Lueders, misi tersebut akan diluncurkan setelah misi astronot swasta Axiom-2 ke ISS, yang direncanakan pada awal Mei.
"Kami sedang menyesuaikan jadwal Stasiun Luar Angkasa termasuk tanggal peluncuran untuk Tes Penerbangan Kru Boeing kami saat tim menilai kesiapan dan menyelesaikan pekerjaan verifikasi," ungkap Lueders pada akun resmi Twitter-nya.
Sebagai informasi, NASA telah menandatangani kontrak untuk meluncurkan enam misi menggunakan Starliner di masa depan.