Jokowi Bikin Gemetar Tangan dr. Abdul Muthalib

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang menerima vaksin COVID-19 dalam program vaksinasi nasional yang dimulai perdana hari ini. Sang presiden menerima langsung suntikan vaksin berjenis Sinovac tersebut dari Wakil Ketua Tim Kedokteran Presiden Prof. Dr. Abdul Muthalib yang juga merupakan seorang dosen di Universitas Indonesia.

Dari pantauan VOI melalui siaran langsung Vaksinasi COVID-19 Perdana di Indonesia yang disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, tangan Abdul tampak gemetaran saat melaksanakan tugasnya.

Dia tampak gemetaran saat mengoleskan alkohol ke lengan Jokowi sebelum menyuntikan vaksin. Tangannya juga tampak gemetar saat memegang suntikan sesaat sebelum memasukan vaksin ke tubuh Jokowi. Abdul masih tampak gemetaran saat mengoleskan alkohol dan menempelkan plester untuk menutup bekas suntikan.

Usai proses penyuntikan vaksin ini, Abdul sempat ditanya perihal tangannya yang gemetaran. Dia menjawab, hal itu wajar karena ini adalah proses vaksinasi pertama di Indonesia.

Meski demikian,dia memastikan proses vaksin ke tubuh Jokowi ini berjalan baik dan lancar.

"Karena orang pertama di Indonesia. Tapi masalah itu tidak jadi halangan buat saya pada penyuntikannya. Pada penyuntikannya tidak masalah, tidak gemetaran lagi waktu penyuntikannya. Pertamanya saja agak gemetaran," katanya.

"Tadi baik lancar, tidak ada masalah. Bahkan tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya," sambung Abdul.

Tidak sakit sama sekali

Ada pesan kuat yang ingin disampaikan oleh Presiden Jokowi dengan menjadi orang pertama yang menerima vaksin COVID-19 di Indonesia. Seolah ingin mengungkapkan kepada publik bahwa vaksin ini aman, presiden memberikan contoh terpuji untuk bisa ditiru oleh seluruh masyarakat di Tanah Air.

“Tidak sakit sama sekali,” tegas Jokowi.

Dalam proses vaksinasi ini, Presiden Joko Widodo harus melewati empat tahapan medis. Pertama adalah registrasi dan verifikasi data.

Kedua skrining riwayat medis, kemudian tahap penyuntikan, dan yang terakhir adalah tahap monitoring selama 30 menit pasca penyuntikan untuk mengetahui efek dari pemberian vaksin. Dalam pantauan VOI, setelah proses vaksin ini presiden tampak beraktivitas normal seperti biasa.

Ucapan terima kasih Presiden Joko Widodo

Usai pemberian vaksin, Jokowi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut dalam proses ini. Di antaranya, perwakilan dari bidang kesehatan, perwakilan agama, pedagang pasar, pengusaha, buru, guru dan tenaga kesehatan.

"Terima kasih telah bersama-sama dengan saya tadi di vaksin," kata Presiden Jokowi.

Jokowi menyebut sejumlah perwakilan, di antaranya dari Ikatan Dokter Indonesia, Majelis Ulama Indonesia, tokoh Muhammadiyah, tokoh Nahdlatul Ulama,  Persatuan Guru Republik Indonesia, Persatuan Perawan Nasional Indonesia.

Lalu, Ikatan Bidan Indonesia, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Permabudhi, dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia.

Dia menambahkan, setelah dilakukan vaksin ini akan dilanjutkan vaksinasi di seluruh provinsi di seluruh Tanah Air.

Presiden Jokowi juga memastikan bahwa vaksin yang digunakan telah mendapatkan izin dari BPOM dan juga sudah keluar fatwa halalnya dari MUI.

"Vaksinasi COVID ini penting untuk memutus rantai penularan virus corona dan memberikan perlindungan kesehatan kepada kita dan keselamatan, keamanan bagi kita semua, masyarakat Indonesia dan membantu pemulihan ekonomi," ujar Jokowi.

Tidak lupa presiden mengingatkan setelah dilaksanakan vaksinasi, disiplin terhadap protokol kesehatan juga mesti tetap dilakukan, yaitu pakai masker, cuci tangan jaga jarak dan menghindari kerumunan

"Saya juga ucapkan terima kasih kepada Abdul Muthalib yang tadi menyuntikkan vaksin kepada saya," ujarnya.

4 tahapan yang harus dilalui dalam proses suntik vaksin COVID-19

Dalam proses penyuntikan diketahui bahwa calon penerima vaksin harus melalui empat tahapan utama sebelum dinyatakan aman secara medis.

Pertama adalah pendataan pasien. Pada tahap ini peserta diwajibkan melakukan verifikasi identitas sebagai syarat pertama pemberian vaksin. Apabila dinilai memenuhi ketentuan, peserta akan diberikan izin melanjutkan proses berikutnya.

Kedua, merupakan skrining kondisi kesehatan. Di sini, peserta akan diminta untuk mengikuti pengecekan tekanan darah. Apabila tekanan darah dirasa normal dan tidak melebihi angka 140 maka, maka tahapan ini bisa dilalui. Selain itu, dilakukan juga pengecekan suhu tubuh peserta, apakah berada dalam rentang kondisi yang sehat atau tidak. Lalu, petugas akan menanyakan riwayat kesehatan peserta.

Merujuk wawancara petugas medis kepada Presiden Joko Widodo sesaat sebelum penyuntikan vaksin, materi pertanyaan yang diajukan seputar kesehatan dalam tujuh hari terakhir. Kemudian, apakah pernah terkonfirmasi positif COVID-19, apakah memiliki riwayat penyakit bawaan yang tergolong berat atau tidak, hingga kondisi kesehatan keluarga terdekat.

Setelah dianggap aman, peserta lalu diminta untuk ikut dalam tahap ketiga, yaitu penyuntikan vaksin COVID-19. Pada bagian ini, petugas medis wajib memperlihatkan alat suntik steril dan baru kepada pasien sebagai syarat mutlak penanganan kesehatan.

Tahap terakhir adalah pelaporan final. Peserta yang telah menjalani tiga tahap sebelumnya diharuskan menyerahkan dokumen penerima vaksin kepada petugas sebagai laporan. Pada bagian pamungkas ini, peserta diminta menunggu selama 30 menit untuk mengetahui efek vaksin yang telah disuntikan.

Apabila dinilai tidak ada masalah, maka peserta akan diperbolehkan pulang setelah setelah sebelumnya diberikan dokumen baru untuk penanganan selanjutnya. Peserta diwajibkan untuk melakukan vaksinasi dosis kedua yang jarak dua minggu setelah penyuntikan pertama dengan membawa dokumen sebelumnya.