Rusia Berencana Tempatkan Senjata Nuklir di Belarusia, Presiden Putin: Amerika Serikat Telah Melakukan Hal Ini

JAKARTA - Ukraina pada Hari Minggu mengkritik keras rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia, menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas langkah tersebut.

Presiden Putin mengumumkan keputusan tersebut pada Hari Sabtu, dengan mengatakan hal itu tidak akan melanggar janji non-proliferasi nuklir dan Rusia tidak akan menyerahkan kendali atas senjata-senjata tersebut kepada Belarus.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar negeri Kyiv menggambarkannya sebagai "langkah provokatif lain" oleh Moskow yang merusak "sistem keamanan internasional secara keseluruhan".

"Rusia sekali lagi menegaskan ketidakmampuannya yang kronis untuk menjadi pengelola yang bertanggung jawab atas senjata nuklir sebagai alat penangkalan dan pencegahan perang, bukan sebagai alat ancaman dan intimidasi," kata kementerian itu, melansir Reuters 26 Maret.

Kementerian tersebut menuntut diadakannya sidang Dewan Keamanan, serta meminta Kelompok Tujuh (G7) dan Uni Eropa untuk memperingatkan Belarusia "konsekuensi yang luas", jika mereka memutuskan untuk menerima senjata Rusia.

Sebelumnya, Presiden Putin mengatakan dalam pidato pada Hari Sabtu, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah meminta penempatan senjata tersebut. Minsk belum memberikan komentar secara terbuka mengenai pengumuman Presiden Putin tersebut.

Presiden Alexander Lukashensko bersama Presiden Vladimir Putin. (Sumber: Kremlin.ru/Sergey Guneev)

Tentara Belarusia belum secara resmi bertempur di Ukraina, namun Minsk mengizinkan Moskow untuk menggunakan wilayah Belarusia untuk mengirim pasukan ke Ukraina tahun lalu. Kedua negara memiliki hubungan militer yang erat.

"Ukraina menyerukan kepada semua anggota komunitas internasional, untuk menyampaikan kepada rezim kriminal Putin bahwa mereka tidak dapat menerima provokasi nuklir berikutnya, untuk mengambil langkah-langkah tegas untuk secara efektif menghalangi dan mencegah kemungkinan penggunaan senjata nuklir oleh negara penyerang," menurut pernyataan Ukraina.

Diketahui, Presiden Putin menyamakan rencananya dengan Amerika Serikat yang menempatkan persenjataannya di Eropa. Ini bisa jadi pertama kalinya Rusia menempatkan senjata semacam itu di luar negeri sejak pertengahan 1990-an

"Tidak ada yang aneh di sini: pertama, Amerika Serikat telah melakukan hal ini selama beberapa dekade. Mereka telah lama mengerahkan senjata nuklir taktis mereka di wilayah negara-negara sekutu mereka," jelas Presiden Putin kepada televisi pemerintah.

"Kami sepakat bahwa kami akan melakukan hal yang sama, tanpa melanggar kewajiban kami, saya tegaskan, tanpa melanggar kewajiban internasional kami dalam hal nonproliferasi senjata nuklir," tegas Presiden Putin.

Senjata nuklir "taktis" mengacu pada senjata yang digunakan untuk tujuan tertentu di medan perang, bukan senjata yang memiliki kemampuan untuk meluluhlantakkan kota.

"Kami tidak menyerahkan (senjata ke Belarusia). Dan AS tidak menyerahkannya kepada sekutunya. Pada dasarnya, kami melakukan hal yang sama seperti yang telah mereka lakukan selama satu dekade," kata Putin.

Tidak jelas berapa banyak senjata semacam itu yang dimiliki Rusia, mengingat ini adalah area yang masih diselimuti kerahasiaan Perang Dingin.

Presiden Putin tidak menyebutkan kapan senjata-senjata itu akan ditransfer ke Belarus, yang berbatasan dengan tiga negara anggota NATO, Polandia, Lituania, dan Latvia. Dikatakannya, Rusia akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan di sana pada 1 Juli.