Jelang Sahur Ramadan, 14 Remaja di Solo Diamankan Polisi Hendak Perang Sarung

SOLO - Kepolisian Resor Kota Surakarta telah menangkap 14 remaja yang diduga hendak perang sarung menjelang waktu sahur Ramadan 1444 di Perempatan Gading Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu dini hari.

"Ada sebanyak 14 remaja yang ditangkap karena hendak perang sarung menjelang waktu sahur di Perempatan Gading Kota Surakarta, sekitar pukul 02.45 WIB dan kini sedang diperiksa serta diberikan pembinaan di Mapolresta Surakarta," kata Kepala Satuan Samapta Polresta Surakarta, Kompol Arfian Riski Dwi Wibowo dikutip ANTARA, Sabtu 25 Maret.

Menurut Arfian, hal tersebut berkat adanya laporan masyarakat melalui call center tentang adanya sekelompok pemuda yang hendak "perang sarung" di Perempatan Gading, Kota Surakarta.

Tim Sparta langsung menuju lokasi sesuai informasi dari masyarakat tersebut, ternyata benar, di lokasi ditemukan 14 pemuda berikut sarung yang sudah dimodifikasi yang dipersiapkan untuk dipakai dalam ajang "perang sarung".

Ke-14 remaja yang ditangkap yakni inisial AFS (16), FAN (16), WES (18), NIS (16), NAF (15), MAM (17), HRM (16), OA (18), PBB (17), DK (20), SG (17), TR (19), RD (20) dan MR (20), semuanya merupakan warga Surakarta.

Ke-14 remaja tersebut dibawa ke Mapolresta Surakarta untuk didata namanya dan diberikan imbauan pembinaan dan penekanan agar tidak mengulangi perbuatannya karena dapat merugikan orang lain dan diri sendiri yang berakibat fatal.

Dari ke-14 remaja tersebut terdapat delapan orang yang berstatus sebagai pelajar. Setelah mendapatkan imbauan dan pembinaan ke-14 remaja selanjutnya dibuatkan surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Sementara itu, Kepala Polresta Surakarta Kombes Pol. Iwan Saktiadi mengimbau masyarakat tidak melakukan perang sarung saat menjelang sahur Ramadan.

"Kami imbau masyarakat agar tidak melakukan perang sarung karena sudah meresahkan. Kalau warga melihat kejadian ada perang sarung, laporkan kepada kami agar kami tindak," kata Kapolres menegaskan.

Kapolres mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusifitas daerah dengan tetap melaksanakan sahur di rumah. Lebih baik sahur di rumah bersama keluarga daripada melakukan sahur on the road yang belum tentu ada manfaat untuk semua.