Jenderal Tertinggi AS Sebut Sulit Temukan Drone Militernya yang Jatuh ke Laut Hitam, Rusia Bertekad Mencari: Ada Informasi Penting?

JAKARTA - Sebuah pesawat tak berawak pengintai Amerika Serikat yang dijatuhkan di atas Laut Hitam setelah dicegat militer Rusia kemungkinan besar hancur dan akan sulit untuk ditemukan mengingat kedalaman air di wilayah tersebut, kata jenderal tertinggi AS pada Hari Rabu.

Dalam insiden langsung AS-Rusia yang pertama sejak perang Ukraina dimulai, sebuah jet Su-27 Rusia menabrak baling-baling pesawat tak berawak MQ-9, membuatnya tidak dapat dioperasikan, kata Pentagon, yang memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Washington dan Moskow.

Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan "manuver tajam" yang dilakukan oleh pesawat tak berawak tersebut atas kecelakaan itu dan mengatakan bahwa jetnya tidak melakukan kontak.

"Pesawat itu mungkin tenggelam di kedalaman yang cukup signifikan, sehingga operasi pemulihan dari sudut pandang teknis akan sangat sulit," kata Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, melansir Reuters 16 Maret.

Dia memperingatkan, akan memakan waktu beberapa hari sebelum Amerika Serikat mengetahui dengan pasti ukuran bidang puing-puing di perairan sedalam 4.000 hingga 5.000 kaki (1.219 hingga 1.524 meter).

Sementara itu, Rusia mengatakan pada Hari Rabu, mereka akan mencoba untuk mengambil puing-puing pesawat tak berawak itu, tetapi tampaknya mengakui adanya tantangan.

"Saya tidak tahu apakah kami akan dapat mengambilnya atau tidak, tetapi itu harus dilakukan. Dan kami pasti akan mengusahakannya. Saya berharap, tentu saja, berhasil," sebut Sekretaris Dewan Keamanan Kremlin Nikolai Patrushev kepada saluran TV Rossiya-1.

Jenderal Milley mengatakan, Amerika Serikat telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah hilangnya informasi intelijen yang sensitif jika pesawat tak berawak itu ditemukan oleh Rusia.

"Kami cukup yakin bahwa apa pun yang bernilai tak lagi bernilai," sebut jenderal angkatan darat tersebut.

Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih John Kirby dalam wawancara dengan ABC mengatakan, jika Rusia berhasil menemukan pesawat itu, pihak berwenang AS telah mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan, kemampuan mereka mendapatkan informasi intelijen yang berguna akan terbatas.

Insiden di atas perairan internasional pada Hari Selasa merupakan pengingat akan risiko konfrontasi langsung antara Amerika Serikat dan Rusia atas Ukraina, yang diinvasi oleh Moskow lebih dari setahun yang lalu dan didukung oleh sekutu-sekutu Barat dengan intelijen dan persenjataan.

Jenderal Milley mengatakan, jelas pencegatan dan gangguan terhadap pesawat tak berawak oleh jet Rusia itu disengaja. Tetapi, tidak jelas apakah pilot Rusia bermaksud menabrakkan pesawat mereka ke MQ-9, sebuah langkah yang juga dapat membahayakan pesawat Rusia.

"Apakah itu disengaja atau tidak? Belum tahu," sebut jenderal senior tersebut.

Sebelumnya pada Hari Rabu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa insiden tersebut kemungkinan tidak disengaja.

"Saya pikir penilaian terbaik saat ini adalah bahwa itu mungkin tidak disengaja. Ini mungkin merupakan hasil dari ketidakmampuan yang mendalam dari salah satu pilot Rusia," kata Price.

Menyusul peristiwa tersebut, Jenderal Milley berbicara dengan mitranya dari Rusia, Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov, dalam sebuah panggilan telepon yang jarang terjadi pada Hari Rabu, demikian ungkap Pentagon.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga berbicara dengan mitranya dari Rusia, Sergei Shoigu pada Hari Rabu setelah insiden tersebut, tetapi dia menolak untuk memberikan rincian apa pun tentang panggilan teleponnya pada konferensi pers.