Kinerja 100 Hari Erick Thohir di Kementerian BUMN
JAKARTA -- Kinerja 100 hari Kementerian BUMN mendapat respons positif dari kalangan akademisi. Sorotan Kementerian BUMN di bawah Erick Thohir tak lepas dari gebrakan ‘bersih-bersih’ pejabat Kementerian, direksi dan komisaris sejumlah BUMN.
Akademisi muda dari Universitas Islam Nasional (UIN), Endi Aulia Garadian menilai ada indikasi positif dari kinerja 100 hari di sektor BUMN. Sebagai anak muda dan akademisi, dia menganggap apa yang dilakukan Menteri BUMN bisa menjadi contoh. Menurutnya, profesionalisme yang menjadi hal yang dia apresiasi atas kinerja Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick.
"Saya suka cara dia kerja, memberlakukan perusahaan sebagai perusahaan, sekalipun itu perusahaan negara. Apa-apa yang menghambat kinerja perusahaan negara dibenahi," ujar Endi.
Endi juga menilai apa yang dilakukan Erick meninggalkan zona nyaman di dunia bisnis untuk terjun menangani pemerintahan patut diapresiasi. Ini sesuai dengan karakter milenial yang out of the box.
Baca juga:
Walau begitu, apa yang dilakukan Erick dinilai hanya baru sekadar awal. Dia menilai, apresiasi secara penuh baru bisa diberikan setelah publik menyaksikan kinerja BUMN dalam tahun-tahun mendatang.
Walau secara umum menuai apresiasi positif, namun para milenial juga meninggalkan catatan bagi Erick dan kementerian BUMN. Sebab apa yang dilakukan Kementerian BUMN dinilai mesti pula tercermin hingga ke level terbawah.
Sementara mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Oktaviany, menilai yang positif dari kinerja kementerian BUMN adalah bagaimana budaya birokrasi mulai terpangkas oleh budaya yang lebih business-oriented.
"Sejauh ini, Pak Erick lebih profit minded daripada birokrasional. Lebih gaya swasta. Tapi itu justru bagus," ujarnya.
Namun mahasiswa Strategic Management ini menilai, sisi negatif yang masih perlu dibenahi Kementerian BUMN adalah level yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.
"Perlu lebih terjun ke lini bawah juga dan perkuat aturan and SOP. Soalnya saya sebagai pekerja milenial yang bermitra dengan BUMN lini bawah masih merasakan sejumlah hal negatif yang telah membudaya lama di lini bawahnya," ujar Okta.
Sebagai catatan, sejumlah gebrakan dan kebijakan telah dilakukan Erick Thohir di 100 hari kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). salah satu gebrakan yang mencolok ialah membongkar penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda mewah Brompton melalui pesawat baru PT Garuda Indonesia (Persero).
Pengungkapan penyelundupan Harley ini dilakukan Erick Thohir bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dalam konferensi pers bersama Desember 2019 lalu, Erick mengungkap Harley Davidson yang diselundupkan ialah milik AA yang tak lain Direktur Utama Garuda Ari Askhara. Pada kesempatan itu, Erick sekaligus mengumumkan pemecatan Ari.
Tak hanya Garuda Indonesia, PT Pertamina (Persero) juga menjadi salah satu BUMN yang paling awal dirombak Erick Thohir. Dalam perombakan ini, Erick memasukkan beberapa nama baru di dewan pengurus.
Sebut saja, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok sebagai Komisaris Utama, menggantikan Tanri Abeng. Lalu, Condro Kirono sebagai Komisaris dan Emma Sri Martini sebagai Direktur Keuangan.