Polri Bakal Lakukan Verifikasi Semua Data Antemortem Penumpang Sriwijaya Air SJ-182
JAKARTA - Meski membuka dua posko Antemortem, Polri memastikan tak ada data yang ganda dari penumpang Pesawat Sriwijaya SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Kepastian ini muncul karena pihak kepolisian menyebut mereka akan melakukan verifikasi terhadap seluruh data yang masuk.
"Data yang ada semua akan diverifikasi. Sehingga diharapkan tidak ada data ganda," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Senin, 11 Januari.
"Sekali lagi, data yang masuk, yang ada akan diverifikasi sehingga dipastikan tidak ada data ganda," imbuh dia.
Dia lantas menjelaskan, data antemortem penumpang pesawat nahas ini bisa diperoleh dari sejumlah hal seperti data umum yaitu umur, berat badan, tinggi badan, warna kulit, hingga rekam medis penumpang sebelum mereka dinyatakan hilang.
"Kalau ada sidik jari dari dokumen yang ada, ijazah dan lainnya. Itu pasti ada sidik jari korban," jelasnya.
Data-data inilah, termasuk sidik jari yang kemudian akan digunakan oleh Tim DVI Polri yang akan melakukan pengidentifikasian saat proses postmortem.
"Jadi itu akan sangat membantu. Dokumen apapun yang bisa menjelaskan korban sebelum meninggal sangat bermanfaat bagi Tim DVI," tegasnya.
Baca juga:
Diketahui, saat ini Polri membuka posko antemortem di dua tempat yang berbeda yaitu di Pontianak dan di RS Polri Kramat Jati.
Posko di RS Polri beroperasi selama 24 jam. Sehingga, keluarga penumpang yang ingin memberikan data atau informasi spesifik terkait yang menjadi penumpang pesawat nahas tersebut dapat mendatangi posko tersebut.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari, pukul 14.40 WIB. Kemudian, terkonfirmasi bahwa pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Data Flightradar menunjukkan dugaan pesawat mengalami stall sebelum menukik tajam. Stall adalah salah satu malfungsi penerbangan. Stall rawan terjadi di awal keberangkatan: dimulai dari lepas landas, memeroleh ketinggian, hingga manuver yang biasanya berputar.
Sriwijaya Air mengaku pesawat miliknya dalam kondisi sehat dan tidak bermasalah sebelum lepas landas. Memang ada ada penundaan atau delay yang terjadi selama 30 menit sebelum penerbangan, itu terjadi akibat adanya cuaca buruk di rute penerbangan yang akan dilalui.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.