Gandeng Candy Digital, Getty Images Luncurkan NFT Fotografi
JAKARTA - Getty Images bersiap untuk meluncurkan NFT fotografi baru untuk para kolektor individu. Melalui kemitraannya dengan Candy Digital, pembuat konten visual, Getty Images, akan mengubah foto-foto dari koleksi musik dan budayanya tahun 1970-an menjadi NFT.
Koleksi baru ini mengikuti kemitraan yang dijalin antara Getty Images (NYSE: GETY) dan Candy Digital pada Mei 2022. Pada saat itu, CEO Candy Digital, Scott Lawin, berpendapat bahwa kemitraan tersebut akan "secara kreatif menghidupkan foto-foto ikonik dan langka dari dua abad terakhir ini agar dapat dinikmati dan dikoleksi oleh orang-orang dalam format digital baru." Lawin percaya bahwa bermitra dengan Getty Images akan menghubungkan perusahaan dengan jenis audiens yang baru.
Selain itu, CEO Getty Images, Craig Peters, menyatakan bahwa kemitraan dengan Candy Digital akan memajukan misi perusahaan untuk menghubungkan orang-orang dengan konten visual yang eksklusif. Dia juga mengatakan, bahwa "Audiens kolektor NFT yang berkembang pesat mewakili peluang signifikan bagi perusahaan dan komunitas fotografer global kami."
Koleksi ini akan mencakup karya-karya Don Paulsen, David Redfern, Fin Costello, Richard Creamer, Steve Morley, dan Peter Keegan. Pada tanggal 21 Maret, koleksi ini akan tersedia di situs web Candy Digital untuk pencetakan terbuka. Harganya akan berkisar antara 25 dolar AS (Rp386 ribuan) dan 200 dolar AS (Rp3 jutaan).
Koleksi ini akan tersedia untuk dibeli di Amerika Serikat, Australia, Hong Kong, Jepang, Inggris, dan beberapa negara Eropa. Sementara itu, Candy Digital juga akan memberikan pengantar NFT kepada para sukarelawan antara 7 dan 15 Maret.
Baca juga:
NFT Fotografi Mulai Diperkenalkan
Peluncuran koleksi ini bertepatan dengan pembalikan tren pasar NFT yang menurun. Setelah tahun 2022 yang bergejolak, volume perdagangan telah tumbuh selama empat bulan berturut-turut. Pada bulan Januari, penjualan NFT meningkat 41,96 persen. Pada bulan Februari, perdagangan NFT melebihi 2 miliar dolar AS (setara Rp30,8 triliun), berjumlah sekitar 117 persen peningkatan dari bulan Januari.
Namun, ada indikasi lonjakan perdagangan NFT mungkin bukan akibat dari minat baru dari publik terhadap NFT. lonjakan tersebut tampaknya disebabkan oleh pasar NFT yang sedang berkembang, Blur. Blur menawarkan insentif yang menggiurkan kepada pelanggan untuk memperdagangkan NFT bernilai tinggi dan hanya menggunakan platformnya untuk perdagangan mereka.
Terlepas dari pertanyaan yang muncul tentang keabsahan taktik Blur, volume perdagangan bulanan OpenSea meningkat sebesar 18 persen di bulan Februari sambil menurunkan biaya royalti pencipta.