PPP Bertemu Megawati, PAN: Berharap PDIP Gabung KIB
JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) tak khawatir jika Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merencanakan pertemuan dengan Ketum PDIP Megawati dalam waktu dekat ini.
PAN justru menyambut baik komunikasi antara anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan parpol lain, apalagi untuk menjalin kerja sama politik.
"Jika PDIP mengajak koalisi PPP atas wasiat Mbah Maimoen, PAN akan senang dan gembira," ujar Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi kepada wartawan, Rabu, 8 Maret.
Viva mengatakan, PAN juga tak khawatir PPP akan keluar dari KIB karena sejauh ini koalisi yang dibangun bersama Golkar itu tetap solid. Justru menurutnya, kedekatan PPP dan PDIP akan berdampak pada kerja sama dengan KIB.
"Karena kalau koalisi dengan PPP, tentu secara otomatis akan juga bekerja sama atau berkoalisi dengan PAN dan Golkar. Sebab PPP adalah anggota KIB," kata Viva.
Viva optimis, jika PDIP bergabung dengan KIB maka siapapun pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden yang diusung pada Pilpres 2024 akan meraih kemenangan.
"Siapapun pasangan calon yang akan diusung di Pilpres 2024 berpotensi mendapatkan dukungan besar dan dapat memenangi kompetisi di Pilpres," jelas Viva.
Sebelumnya, Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono mengatakan partainya membuka peluang menjalin kerja sama politik dengan PDIP. Rencananya, kata dia, dalam waktu dekat PPP akan bersilaturahmi dengan PDIP dalam rangka menjaga demokrasi berjalan baik.
“Iya, memang kemungkinan (kerja sama) itu ada. (Ada pertemuan) Entah dengan Bu Mega, Mbak Puan, atau Pak Sekjen mungkin. Ya, silaturahmi politik biasa,” ujar Mardiono kepada wartawan, Selasa, 7 Maret.
“Mungkin setelah tanggal 15-an baru akan minta waktu ke PDIP untuk berkunjung,” imbuhnya.
Baca juga:
Meski demikian, Mardiono menegaskan, PPP tidak keluar dari KIB. Sebaliknya, justru membuka kemungkinan bagi PDIP untuk bergabung dengan PPP bersama PAN, dan Partai Golkar.
"Kan, tidak harus keluar. Ya, mungkin-mungkin saja kalau koalisi misalnya, KIB kemudian koalisi dengan PDIP mungkin-mungkin saja. Itu juga hal yang positif, artinya parpol-parpol yang besar gabung jadi satu," kata Mardiono.