IPO TRON Kelebihan Permintaan 27 Kali, Ada Investor Asing dari 6 Negara
JAKARTA - PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON) mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) sekira 27,29 kali dalam masa penawaran umum.
Adapun masa penawaran tersebut dari tanggal 2 Maret hingga 6 Maret 2023. Adapun pembelian saham tersebar di 34 provinsi di Indonesia dan 6 negara di antaranya, China, Italia, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan dan Malaysia.
“Adanya kelebihan permintaan ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi perseroan, serta keyakinan atas potensi pertumbuhan bisnis perusahaan di masa mendatang,” ujar Presiden Direktur TRON David Santoso mengutip Antara.
Dalam Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum perdana, TRON menawarkan sebanyak 750 ribu saham biasa atau 25,42 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan harga perdana Rp180 per saham, sehingga TRON akan mengantongi dana IPO sebesar Rp135 miliar.
David melanjutkan dana hasil IPO akan digunakan untuk beberapa kepentingan di antaranya sebesar 30 persen untuk belanja modal dalam bentuk penambahan area operasional yang berlokasi di Jawa Barat.
“Kami juga akan melakukan pengembangan sistem yang sejalan dengan ekspansi yang akan dimulai secara bertahap dari kuartal kedua 2023. Transaksi perluasan area operasional juga akan dilakukan dengan pihak ketiga di kuartal kedua 2023, sedangkan penambahan dan pengembangan sistem akan dilakukan dengan pihak ketiga di kuartal ketiga 2023,” kata David.
Adapun sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja yang terdiri dari biaya operasional, proyek pekerjaan pengembangan smart city dan business solution provider dalam aspek transportasi di berbagai kota di Indonesia.
Selain itu, biaya tenaga kerja dan pembelian bahan baku produk serta pengembangan segmen distribusi penjualan produk dan layanan melalui jalur Business-to-Business (B2B) dan Business-to-consumer (B2C).
David mengatakan IPO merupakan keputusan penting bagi perusahaan untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan, yang mana segmen bisnis yang digarap yakni sistem informasi berbasis telematika dan IoT untuk pengembangan kota cerdas berpotensi besar di Indonesia.
Baca juga:
Saat ini, menurut dia, TRON memiliki prospek usaha untuk mengembangkan lini B2B dengan mengeksplorasi potensi bekerjasama dengan dominant player di industri logistik.
Selain itu, pengembangan teknologi untuk masyarakat luas yang bersifat B2C (business to consumer), yang tengah direncanakan adalah sistem kartu untuk pembayaran universal yang tidak terikat kepada bank tertentu dan bersifat universal.
“Dengan semakin banyaknya para commuter, penggunaan system universal payment ini menjadi sangat dibutuhkan dan akan sangat memudahkan masyarakat dalam menggunakan berbagai moda transportasi,” kata David.
TRON mencatatkan pendapatan mencapai Rp 84,04 miliar per November 2022, melesat 216 persen dari November 2021 sebesar Rp 26,59 miliar.
Sedangkan, laba bersih mencapai Rp 13,40 miliar per November 2022, naik signifikan 198 persen dari November sebelumnya Rp 4,50 miliar.