Apa Itu Worm Moon? Fenomena 7 Maret yang Hiasi Langit
JAKARTA - Tepat 7 Maret ini, Bulan Purnama akan menghiasi langit yang dijuluki Worm Moon atau Bulan Cacing. Fenomena ini sejatinya telah muncul Minggu malam hingga Rabu pagi, dan kemungkinan Rabu malam lebih awal.
Di negara-negara barat, biasanya Bulan Purnama memiliki penamaan yang cukup unik. Nama Bulan Purnama sendiri berasal dari penduduk asli Amerika di Amerika Utara pada 1930-an dan nama-nama ini sekarang dikenal dan digunakan secara luas.
Suku di sana kerap melacak musim dengan memberikan nama yang berbeda untuk setiap fenomena itu yang berulang. Nama Bulan Purnama diterapkan pada seluruh bulan saat fenomena terjadi.
Terdapat beberapa variasi nama Bulan Purnama, tetapi secara umum, nama yang sama konsisten di antara suku-suku daerah.
Pemukim Eropa mengikuti kebiasaan itu dan menciptakan beberapa nama mereka sendiri. Misalnya saja Full Harvest Moon atau Full Corn Moon yang dikaitkan dengan penduduk asli Amerika karena menandai kapan jagung seharusnya dipanen.
Fenomena ini paling sering terjadi pada September tetapi dalam beberapa tahun terjadi pada Oktober. Di puncak panen, petani bisa bekerja hingga larut malam di bawah cahaya Bulan ini.
Kemudian Full Moon Strawberry, nama ini universal untuk setiap suku Algonquin. Namun, di Eropa mereka menyebutnya Rose Moon. Fenomena itu kerap terjadi karena musim panen stroberi yang relatif singkat datang setiap tahun selama Juni.
Baca juga:
- Roket Medium-Lift Baru Jepang Gagal dalam Debut Penerbangannya di Luar Angkasa
- Microsoft Beri Pembaruan untuk Microsoft Teams, Apa Saja?
- Meta Diminta Senator AS Tak Beri Akses Horizon Worlds ke Pengguna Remaja yang Lebih Muda
- Microsoft Mengintegrasikan Teknologi ChatGPT ke Power Platform-nya dengan Kekuatan AI
Lalu yang akan datang malam ini, Worm Moon yang dipercaya hadir ketika suhu mulai menghangat dan tanah mulai mencair, cacing tanah akan muncul, menandakan kembalinya robin.
Suku-suku yang lebih selatan menyebut ini Worm Moon. Masuk akal jika hanya suku selatan yang menyebut ini Worm Moon. Sebab, ketika gletser menutupi bagian utara Amerika Utara, mereka memusnahkan cacing tanah asli.
Setelah gletser ini mencair sekitar 12.000 tahun yang lalu, lebih banyak hutan utara tumbuh kembali tanpa cacing tanah. Sebagian besar cacing tanah di daerah ini bersifat invasifspesies yang diintroduksi dari Eropa dan Asia.
Namun, suku-suku yang lebih utara mengenal Bulan ini sebagai Bulan Gagak Purnama yang menandakan akhir musim dingin atau Full Crust Moon, karena lapisan salju menjadi berkerak akibat pencairan di siang hari dan membeku di malam hari.
Menurut Farmers Almanac, yang dikutip dari CNN Internasional, Worm Moon sudah terlihat sejak Senin, 6 Maret tetapi ia akan mencapai puncak iluminasi pada hari ini dan berada di konstelasi Virgo.
Worm Moon akan didampingi Planet Venus, Jupiter dan Mars. Venus dan Jupiter baru saja menyelesaikan pendekatan terdekat mereka dalam satu dekade, tetapi masih dalam jarak yang sangat dekat satu sama lain di langit malam.
Jupiter akan berada di barat dengan Venus yang lebih cerah di atasnya, sedangkan Mars akan bersinar merah-oranye di barat daya.