Dirut Pertamina Minta Maaf Tragedi Depo Plumpang
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyampaikan permohonan maaf kepada warga yang terdampak akibat insiden kebakaran Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta Utara.
Kebakaran terjadi di TBBM Plumpang pada Jumat, 3 Maret malam. Kebakaran menelan korban jiwa 18 orang dan 35 orang luka-luka.
Nicke mengatakan tidak ada satu pun pihak yang menginginkan adanya kebakaran dan ledakan di TBBM Plumpang yang menyebabkan sejumlah rumah warga ikut hangus dilalap api.
“Di sini saya beserta jajaran Pertamina juga menyampaikan permohonan maaf yang mendalam atas terjadinya insiden ini. Tidak ada satu pun dari kita (Pertamina) menginginkan insiden ini terjadi,” kata Nicke di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Sabtu, 4 Maret.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Nicke memastikan pihaknya akan memberikan pelayanan terbaik kepada korban yang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit hingga kembali beraktivitas.
Baca juga:
- Kapolri Jelaskan Awal Mula Kebakaran Depo Plumpang, Terjadi Tekanan Berlebih Saat Pengisian Pertamax
- Wapres Minta Depo Pertamina Direlokasi ke Pelabuhan Pelindo
- AS dan Jerman Kompak Janjian Terus Sanksi Rusia atas Perang di Ukraina
- Meta Perpanjang Durasi Reels di Facebook Jadi 90 Detik Sekaligus Hadirkan Fitur Baru
Nicke juga memastikan akan memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal dunia. Namun sayang, Nicke tak menyebutkan jumlah santunan yang diberikan.
“Kami menyampaikan komitmen Pertamina untuk bertanggung jawab sepenuhnya untuk seluruh biaya pengobatan dan santunan kepada korban yang meninggal, juga kepada korban yang sedang mengalami perawatan, seluruh biaya sampai dinyatakan sembuh dan bisa pulang dan beraktivitas seperti biasa, akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pertamina,” ucapnya.
Untuk masyarakat yang terdampak dan harus mengungsi di beberapa posko, Nicke memastikan seluruh kebutuhan akan dipenuhi perseroan.
Sekadar informasi, insiden kebakaran Depo Plumpang di Koja, Jakarta Utara menyebabkan korban meninggal dunia dan juga luka-luka. Berdasarkan data, 18 orang meninggal dunia dan terdapat 35 orang korban yang sedang menjalani perawatan.
Adapun rinciannya yakni 25 orang dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), dua orang di RS Pertamina Jaya, tiga orang di RSUD Koja, satu orang di RSCM, RSUD Tugu Koga dua orang dan RS Pelabuhan Jakarta dua orang.