5 Desa di Pedalaman Sungai Kayan Kaltara Kini Dialiri Listrik, Pemerintah Kucurkan Anggaran Rp340 Miliar

TANJUNG SELOR – Warga Desa Long Bang, Long Bang Hulu, Long Telenjau, Naha Aya, Kecamatan Peso Hilir dan Desa Lepak Aru di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) akhirnya bisa menikmati aliran listrik setelah puluhan tahun desa itu terbentuk.

Kepala Desa Naha Aya, Libang Asan mengungkapkan, selama ini masyarakat di lima desa hanya bisa menikmati listrik selama 4 jam mulai pukul 18.00 WITA hingga 22.00 WITA.

"Kita baru merasakan merdeka setelah ada aliran listrik, sebelumnya untuk menyalakan lampu warga harus merogoh kantong lebih dalam untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) yang luar biasa mahalnya (Rp120 ribu) hanya untuk menikmati lampu 5 jam sehari," ungkapnya, Jumat, 3 Maret.

Saat ini warga di Hulu Sungai Kayan itu bersuka cita setelah listrik 24 jam teraliri di rumahnya.

Libang berharap, beberapa desa di Hulu Sungai Kayan yang belum mendapatkan layanan PLN bisa segera terlayani. Seperti, Desa Long Peleban, Long Pelaah dan Long Lian.

"Saya berharap beberapa desa itu  bisa segera dialiri listrik," ujarnya.

Sementara itu, General Manager (GM) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltim dan Kaltara, Joice Lanny Wantania menjelaskan, tahun ini (2023) PLN akan mengaliri listrik di 80 desa yang ada di Kaltara.

"Tahun ini pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp340 miliar untuk mengaliri 80 desa di Kaltara yang belum mendapatkan layanan PLN," jelas Joice.

Pihaknya menargetkan pada tahun 2024 mendatang, seluruh desa di Kaltara sudah teraliri listrik.

"Masih ada 108 desa lagi yang harus dialiri listrik, kita targetkan terealisasi tahun depan (2024). Namun dibutuhkan anggaran sekitar Rp 1,7 triliun," jelasnya.

Joice mengatakan, saat ini rasio desa berlistrik di wilayah Kaltim dan Kaltara sudah 100 persen. Namun yang sudah dilayani PLN baru mencapai 80 persen.

“Artinya masih ada sekitar 20 persen yang belum mendapatkan layanan. Jad, kita masih punya PR untuk mencapai 100 persen," pungkasnya.

Anggota Komisi VI DPR Dapil Kaltara Deddy Yevri Hanteru Sitorus menuturkan, sejak pertama kali masuk ke Kaltara rasio desa berlistrik hanya 29,9 persen. Empat tahun menjabat sebagai anggota DPR RI, rasio meningkat menjadi 71,2 persen.

"Tahun ini bisa mencapai 84 persen, tahun depan (2024), diperkirakan sudah mencapai 92 persen hingga 94 persen," pungkasnya.