Pertahankan Bakhmut, Pasukan Ukraina Pukul Mundur 170 Serangan Militer Rusia
JAKARTA - Pasukan Ukraina yang bertahan di kota timur Bakhmut menggali parit baru dalam upaya untuk menahan penyerang Rusia, memukul mundur pasukan Moskow agar tidak mengusai kota strategis tersebut.
Pasukan Rusia telah menyerang Bakhmut di provinsi Donetsk selama berbulan-bulan, kadang-kadang dalam serangan bergelombang, menjadikan situs tersebut telah salah satu lokasi pertempuran perang paling berdarah.
"Dalam 24 jam terakhir, pasukan kami telah memukul mundur lebih dari 170 serangan Rusia, jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya selama periode 24 jam untuk lima sektor utama garis depan," kata analis militer Ukraina Oleh Zhdanov di YouTube pada Kamis malam, melansir Reuters 3 Maret.
Zhdanov menggambarkan Rusia mencoba untuk mengepung Bakhmut dari utara, timur dan selatan. Sementara di sisi barat kota, pasukan Ukraina masih memegang kendali inisiatif.
Rusia, yang kehilangan wilayahnya pada paruh kedua tahun 2022, mengatakan merebut Bakhmut akan menjadi langkah untuk merebut sisa kawasan industri di sekitarnya yang dikenal sebagai Donbas.
Sedangkan Ukraina mengatakan, kota tersebut memiliki nilai strategis yang terbatas, tetapi ingin digunakan untuk menghabisi pasukan Rusia.
Pasukan Ukraina diketahui menangkis serangan terhadap Bakhmut dan dua permukiman di sebelah barat, Khromove dan Ivanivske, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.
Penembakan Rusia menghantam Bakhmut dan beberapa kota terdekat, termasuk Chasiv Yar, kota terbesar di barat, dan dua kota di selatan Bakhmut, katanya.
Di kota dan desa terdekat, parit baru telah digali di pinggir jalan dengan jarak 20-40 meter (65-130 kaki), tanda bahwa pasukan Ukraina memperkuat posisi pertahanan.
Sementara dii wilayah Zaporizhzhia tengah dan di wilayah Kherson di front selatan, pasukan Rusia menembaki lebih dari 40 kota dan desa, kata pernyataan militer Ukraina.
Rusia mengatakan menargetkan infrastruktur sebagai bagian dari apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk menurunkan militer Ukraina dan menghilangkan apa yang dikatakannya sebagai ancaman terhadap keamanannya sendiri. Sementara, Ukraina dan sekutunya menuduh Moskow melakukan perang yang tidak beralasan untuk merebut wilayah.
Baca juga:
- Israel Desak Brasil Segera Mengusir Kapal Perang Iran
- Terima Tongkat Estafet Keketuaan MIKTA, Indonesia Prioritaskan Multilateralisme hingga Transformasi Digital
- Israel Tembak Mati Remaja 15 Tahun di Tepi Barat, Jumlah Warga Palestina yang Tewas Sejak Awal Tahun Mencapai 62 Orang
- Menlu Retno Ingin G20 Jadi Garda Terdepan untuk Bantuan Kemanusiaan
Terpisah, Washington akan mengumumkan paket bantuan militer baru senilai 400 juta dolar AS untuk Pemerintah Kyiv, dan diperkirakan akan menjadi topik utama antara Presiden AS Joe Biden dan Kanselir Jerman Olaf Scholz saat mereka bertemu di Gedung Putih, kata para pejabat.
Bantuan tersebut diharapkan terdiri dari amunisi terutama termasuk Sistem Peluncuran Roket Berpanduan Berganda (GMLRS) untuk peluncur HIMARS, amunisi untuk Kendaraan Tempur Bradley, serta jembatan untuk kendaraan lapis baja, kata dua pejabat AS dan seseorang yang mengetahui paket tersebut.
Diketahui, Amerika Serikat sejauh ini telah menyediakan hampir 32 miliar dolar AS persenjataan ke Ukraina untuk mempertahankan diri melawan Rusia, yang menyerang tetangganya yang pro-Barat pada 24 Februari tahun lalu.