Israel Desak Brasil Segera Mengusir Kapal Perang Iran

JAKARTA - Israel pada Hari Kamis mengkritik keputusan Brasil untuk memberikan tempat berlabuh kepada dua kapal perang Iran di tengah tekanan Amerika Serikat, mendesak pemerintah Presiden Luiz Inacio Lula da Silva untuk mengusir mereka.

Kapal-kapal tersebut berlabuh di Rio de Janeiro pada Hari Minggu. Reuters melaporkan bahwa Brasil telah menolak untuk menerima mereka pada bulan Januari, dalam sebuah isyarat niat baik dari Lula saat ia terbang ke Washington untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden.

Lior Haiat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel menyebut, berlabuhnya kapal-kapal perang Brasil sebagai perkembangan yang berbahaya dan patut disesalkan, dan menuduh angkatan laut Iran bekerja sama dengan entitas-entitas yang terkena sanksi di Teheran.

"Masih belum terlambat untuk memerintahkan kapal-kapal itu meninggalkan pelabuhan," kata Haiat di Twitter, dilansir dari Reuters 3 Maret.

Terpisah, kantor pers Presiden Lula tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.

Kapal-kapal tersebut juga menyebabkan ketegangan dengan Amerika Serikat. Dalam sebuah konferensi pers pada 15 Februari, Duta Besar AS untuk Brazil mendesak agar kapal-kapal tersebut tidak berlabuh.

Pada Hari Rabu, Senator Ted Cruz menyerukan sanksi terhadap negara Amerika Selatan itu setelah kapal-kapal tersebut berlabuh, menyebutnya sebagai "ancaman langsung terhadap keselamatan dan keamanan warga Amerika."

"Pemerintahan Biden berkewajiban untuk menjatuhkan sanksi yang relevan, mengevaluasi kembali kerja sama Brasil dengan upaya-upaya antiterorisme AS, dan memeriksa kembali apakah Brasil mempertahankan langkah-langkah antiterorisme yang efektif di pelabuhan-pelabuhannya," ujar politisi Partai Republik ini dalam sebuah pernyataan.

Diberitakan sebelumnya, otoritas Pelabuhan Rio dalam sebuah pernyataan menyebut, kapal perang IRIS 441 Makran dan IRIS 75 Dena keduanya tiba pada Hari Minggu pagi.

Pemberitahuan pada 23 Februari di lembaran negara Brasil mengatakan, kapal-kapal perang tersebut telah diberi izin untuk berlabuh antara 26 Februari dan 4 Maret.

Diplomasi dengan Iran merupakan salah satu hal yang paling menarik dari upaya Presiden Lula untuk meningkatkan posisi internasional Brasil selama masa kepresidenannya. Dia pergi ke Teheran untuk bertemu dengan Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada tahun 2010, ketika dia berusaha untuk menengahi kesepakatan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat.

Diketahui, Israel dan Iran telah terjebak dalam konflik gaya Perang Dingin selama beberapa dekade, yang mencakup saling tuduh mengenai sabotase maritim, bahkan ketika Teheran menghadapi tekanan global yang semakin meningkat atas program nuklir dan perilaku regionalnya.