70 Persen Masyarakat Indonesia Aktif Digital, Urgensi Kultur Digital Sehat dan Menghasilkan Cuan

JAKARTA - Membangun kultur, skill serta beretika di dunia digital menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh individu masyarakat Indonesia. Tak terkecuali para pelaku bisnis untuk shifting mengenalkan produk serta berjualan dengan skema online.

Hal ini yang yang terungkap dalam diskusi Webinar Bakti Kominfo dengan Komisi 1 DPR RI pada Selasa 27 Februari lalu.

Anggota Komisi 1 DPR RI, Rizki Sadiq menyatakan bahwa dunia digital mempermudah kita dalam mengenalkan produk kita ke masyarakat, dan bisa lebih menghemat dana, dikarenakan biaya pembuatan iklan jauh lebih murah dan lebih mudah.

“Selain itu kita juga tidak boleh mudah menyerah dalam berbisnis di ruang digital, kita harus terus berani mencoba dan terus mencoba dalam membuat video atau foto konten,” ujarnya, dikutip Kamis 2 Maret.

Gun Gun Siswadi, selaku penggiat literasi digital memaparkan data bahwa Indonesia telah memasuki era digital ditandai dengan 212,9 juta orang (77, 0%) masyarakat Indonesia telah beraktifitas digital.

Menurutnya, perubahan yang positif nya yaitu belajar jadi lebih muda, karena bisa mencari banyak sumber melalui handphone, belanja pun jadi lebih muda dikarenakan adanya sistem belanja online,

“Namun era digital juga membawa pengaruh buruk, banyak nya hoax yang menyebar, dan seperti lahirnya fenomena " Generasi Nunduk " Mereka memang terkesan berkumpul, namun tidak melakukan interaksi di dalam nya, mereka sibuk masing-masing dengan hp nya.”

Masyarakat Indonesia, lanjutnya, harus memiliki literasi digital dan etika digital, literasi digital terdiri dari digital skills (memahami dan mampu menggunakan perangkat digital dengan baik), digital culture (kebiasaan untuk memeriksa segala sesuatu yang diterima di media sosial, dan harus dipastikan dulu kebenarannya), digital ethic ( kita juga harus menjaga etika kita dalam bermedia sosial), digital safety (kita harus mampu menyaring apa yang ingin kita share, dan mampu menjaga data pribadi).