Jepang Bentuk Zona Ekonomi Metaverse, Gandeng 10 Perusahaan Terkemuka!

JAKARTA - Lima bulan setelah Perdana Menteri Fumio Kishida mengumumkan rencana untuk memperluas investasi di metaverse dan token non-fungible (NFT), sepuluh perusahaan Jepang telah bergabung untuk membentuk zona ekonomi metaverse.

Forkast News melaporkan pada tanggal 27 Februari, perusahaan-perusahaan besar seperti Mitsubishi dan Fujitsu termasuk dalam kesepuluh perusahaan yang menandatangani perjanjian tersebut. Zona ekonomi baru ini akan diberi nama "Ryugukoku" dan akan membangun infrastruktur metaverse terbuka, yang akan mendukung layanan seperti pembayaran, otentikasi identitas, dan asuransi.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, telah menekankan pengembangan Web3 sebagai pilar revitalisasi ekonomi Jepang sejak dia memegang jabatan pada tahun 2021. Sejak saat itu, pemerintah Jepang telah berusaha untuk meningkatkan adopsi dan keamanan Web3. Pada Oktober 2022, pemerintah Jepang meningkatkan aturan Know-Your-Customer (KYC) untuk pertukaran kripto dan memperluas hukuman pencucian uang untuk semua lembaga keuangan.

Selain itu, pada Desember 2022, Jepang mencabut larangan stablecoin yang diterbitkan di luar negeri dan akan meluncurkan program percontohan mata uang digital bank sentral (CBDC) pada tahun 2023.

Kelompok lobi terbesar di Jepang telah menekan anggota parlemen untuk menurunkan tarif pajak bagi perusahaan kripto sejak awal 2022. Kelompok lobi berpendapat bahwa tarif pajak saat ini mencegah perusahaan rintisan kripto muncul di wilayah tersebut, yang secara signifikan menghentikan adopsi Web3.

Kehadiran zona ekonomi metaverse di Jepang diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekonomi negara ini. Seperti halnya teknologi blockchain, metaverse juga dianggap sebagai teknologi yang berpotensi besar dalam menghasilkan perekonomian baru. Banyak perusahaan, baik besar maupun kecil, sedang mempertimbangkan investasi di metaverse dan NFT karena melihat potensi pasar yang besar.

Pemerintah Jepang menunjukkan komitmennya dalam mendukung inovasi teknologi baru dengan mencanangkan zona ekonomi metaverse. Ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing Jepang dengan negara-negara lain yang sudah terlebih dahulu fokus pada pengembangan metaverse termasuk tetangganya, Korea Selatan.

Selain itu, zona ekonomi metaverse yang baru di Jepang juga dapat menjadi model bagi negara-negara lain yang tertarik untuk mengembangkan ekonomi metaverse mereka sendiri.

Namun, perlu dicatat bahwa teknologi metaverse juga memerlukan perhatian khusus terhadap keamanan dan privasi pengguna, sehingga pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang terlibat harus memastikan keamanan infrastruktur metaverse mereka terlebih dahulu.