4 Kecamatan di OKU Sumsel Rawan Longsor, Terkini Menimbulkan Lubang Menganga di Baturaja Timur
SUMSEL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyorot 4 kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), yang rawan longsor saat hujan deras tiba.
Manager Pusdalops BPBD OKU, Gunalfi mengatakan, kecamatan yang berpotensi tinggi longsor saat intensitas curah hujan tinggi meliputi Baturaja Timur, Ulu Ogan, Muara Jaya dan Pengandonan.
Di Baturaja Timur misalnya. Hujan deras beberapa hari terakhir menyebabkan longsor di Saung Naga pada Minggu 26 Februari petang. Akibatnya dua rumah warga yang nyaris ambruk serta fasilitas jalan membentuk lubang besar akibat tanah bergerak.
Longsor itu tidak menimbulkan korban jiwa namun bangunan rumah warga rusak dan jalan utama terpaksa ditutup sementara waktu karena dikhawatirkan semakin ambles hingga membahayakan pengguna jalan.
"Kecamatan Baturaja Barat ini memang termasuk salah satu daerah di Kabupaten OKU yang dipetakan rawan longsor sehingga masyarakat harus lebih waspada," tuturnya.
Baca juga:
- 118 RT di Jakarta Kebanjiran, Pj Gubernur Heru Masih Berharap Besar pada Sodetan dan Normalisasi Kali Ciliwung
- Tangis Putri Hendra Kurniawan Pecah Dengar Hakim Vonis Ayahnya 3 Tahun Penjara
- PAN Dukung Ganjar-Erick di 2024, PPP Menimbang Internal, Kalau KIB Tunggu Keputusan Resmi
- Seminggu Sudah David Koma Akibat Dianiaya Mario Dandy, Bagaimana Kondisi Terkini Kesehatannya?
Selain Baturaja Barat, Gunalfi menuturkan daerah rawan longsor di Kabupaten OKU meliputi Kecamatan Ulu Ogan, Muara Jaya, dan Pengandonan karena berada di kawasan perbukitan dan dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan.
Gunalfi bilang BPBD telah membentuk tim reaksi cepat guna menanggulangi longsor termasuk banjir di OKU yang telah memasuki puncak musim hujan tahun ini.
Posko penanggulangan bencana sudah dibentuk di seluruh kecamatan agar jika terjadi bencana alam dapat ditanggulangi sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
"Tim BPBD OKU bersama unsur terkait juga melakukan pemantauan cuaca 1x24 jam dan meneruskan peringatan dini dari BMKG kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana alam," tandasnya.