Stablecoin BUSD yang Beredar di Pasar Menyusut, Dampak Pelarangan SEC?
JAKARTA - Stablecoin BUSD milik Binance mengalami perjalanan yang sulit sejak Paxos menerima Wells Notice dari SEC. Paxos mencatat bahwa sejak keputusannya untuk menghentikan pencetakan mata uang kripto, lebih dari 2,8 miliar dolar AS (Rp42,5 triliun) penukaran BUSD telah dilakukan tanpa gangguan yang signifikan terhadap pasar.
Menurut Blockworks yang meninjau data blockchain, pada pukul 11:00 ET pada hari Jumat, sekitar 4,892 miliar dolar AS (senilai Rp74,3 triliun) dalam BUSD telah dibakar (burn) sejak pemberitahuan dikeluarkan, rata-rata 407,7 juta dolar AS (Rp6,2 triliun) setiap hari.
Pasokan BUSD yang beredar juga telah menyusut sebesar 26 persen setelah penyelidikan SEC, dengan sekitar 11,4 miliar dolar AS (Rp174 triliun) BUSD yang beredar di pasar saat ini, hampir setengah dari total pasokan yang beredar pada puncaknya di bulan November lalu.
Baca juga:
Patokan dolar BUSD juga mengalami guncangan di pasar tertentu, dengan mencapai 0,99 dolar AS awal pekan ini, menurut CoinGecko. Namun, meskipun kapitalisasi pasarnya turun tajam, BUSD masih menjadi stablecoin terbesar ketiga.
Paxos mengatakan bahwa mereka akan terus mendukung BUSD hingga setidaknya Februari tahun depan "dan mempertahankan standar keamanan dan kesehatan tertinggi di pasar stablecoin."
Kepala penelitian di CoinGecko, Zhong Yang Chan, mengatakan bahwa dalam jangka panjang, peristiwa yang terjadi di Binance dapat memotivasi industri untuk terus berinovasi menuju stablecoin yang terdesentralisasi. Beberapa stablecoin baru seperti GHO dari Aave dan crvUSD dari Curve sedang bersiap untuk diluncurkan di pasar.