Peneliti Google Cetak Sejarah, Berhasil Benahi Kesalahan pada Komputer Kuantum

JAKARTA - Tonggak sejarah baru berhasil dicapai para peneliti Google, di mana mereka dapat mengoreksi kesalahan yang melekat pada komputer kuantum saat ini.

Para peneliti di Google Quantum AI mengatakan mereka telah menemukan cara untuk menurunkan tingkat kesalahan saat ukuran sistem meningkat, yang mereka gambarkan sebagai titik impas.

“Jadi dalam bahasa finansial, kami mencapai titik impas, tapi itu tentu saja tidak cukup baik. Kita perlu mencapai tingkat kesalahan yang benar-benar rendah," ungkap direktur teknik di Google Quantum AI, Dr Hartmut Neven.

Neven menambahkan, meski masih ada tantangan yang berada di depan mata, dia percaya diri pada tahap ini akan menjanjikan nilai komersial untuk komputer kuantum.

Komputer kuantum menggunakan properti fisika kuantum untuk menyimpan data dan melakukan komputasi. Unit dasar informasi dalam komputer konvensional disebut bit dan disimpan sebagai string 1 dan 0.

Dalam sistem komputer kuantum, unit-unit ini dikenal sebagai qubit dan dapat berupa 1 dan 0 sekaligus. Secara teori, ini memberi mesin kuantum daya komputasi yang jauh lebih besar dengan melakukan perhitungan yang akan memakan waktu ribuan tahun pada komputer biasa, seperti dikutip dari The Independent, Kamis, 23 Februari.

"Alih-alih mengerjakan qubit fisik pada prosesor kuantum kami satu per satu, kami memperlakukan sekelompoknya sebagai satu qubit logis. Hasilnya, qubit logis yang kami buat dari 49 qubit fisik mampu mengungguli qubit yang kami buat dari 17 qubit," ujar CEO Alphabet Sundar Pichai dalam blog resmi perusahaan.

Komputer kuantum Google bekerja dengan memanipulasi qubit dengan cara yang diatur, disebut algoritma kuantum. Tantangannya, qubit sangat sensitif sehingga cahaya yang menyimpang pun dapat menyebabkan kesalahan perhitungan dan masalahnya semakin parah seiring pertumbuhan komputer kuantum.

"Ini memiliki konsekuensi yang signifikan, karena algoritma kuantum terbaik yang kami ketahui untuk menjalankan aplikasi yang berguna memerlukan tingkat kesalahan qubit kami jauh lebih rendah daripada yang kami miliki saat ini. Untuk menjembatani kesenjangan ini, kita memerlukan koreksi kesalahan kuantum," kata Pichai.

Koreksi kesalahan kuantum melindungi informasi dengan menyandikannya di beberapa qubit fisik untuk membentuk qubit logis, dan diyakini peneliti Google sebagai satu-satunya cara untuk menghasilkan komputer kuantum skala besar dengan tingkat kesalahan cukup rendah untuk perhitungan yang berguna. Karya mereka dipublikasikan di jurnal Nature Rabu 22 Februari.

"Komputer kuantum memiliki potensi untuk memberikan manfaat nyata bagi kehidupan jutaan orang. Suatu hari nanti, kami yakin komputer kuantum akan digunakan untuk mengidentifikasi molekul untuk obat-obatan baru, membuat pupuk menggunakan lebih sedikit energi, merancang teknologi berkelanjutan yang lebih efisien dari baterai hingga reaktor fusi nuklir, dan menghasilkan penelitian fisika yang akan menghasilkan kemajuan yang belum dapat kita bayangkan," jelas Pichai.

Pichai menuturkan, perusahaan mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan komputasi kuantum secara bertanggung jawab, mengingat potensinya yang kuat.

"Kemitraan kami dengan pemerintah dan komunitas keamanan membantu menciptakan sistem yang dapat melindungi lalu lintas internet dari serangan komputer kuantum di masa mendatang. Dan kami memastikan layanan seperti Google Cloud, Android, dan Chrome tetap aman dan terlindungi di masa depan kuantum," tutup Pichai.