Ketum PAN Sebut NU dan Muhammadiyah Penjaga NKRI
JAKARTA - Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menilai Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah dua "sayap garuda" yang menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena itu partainya konsisten memperjuangkan gagasan kedua organisasi tersebut.
Hal itu dikatakannya dalam acara Simpsoum 1 Abad NU yang digelar di Hotel Sheraton Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
"Ini acara PAN, partai yang lahir dari rahim Muhammadiyah, mungkin banyak yang bertanya mengapa menggelar simposium 1 Abad NU? Kami ingin mensyiarkan bahwa NU dan Muhammadiyah adalah dua sayap garuda yang menjaga NKRI," kata Zulkifli dikutip Antara, Minggu.
Dia menegaskan bahwa PAN bukan partai yang mengusung politik identitas, namun partainya konsisten memperjuangkan gagasan "Islam tengah" yang menjadi ruh perjuangan NU dan Muhammadiyah.
Dalam acara tersebut, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menilai PAN sudah berhasil bertransformasi menjadi partai politik yang rasional. Dia mengaku bangga bahwa PAN tidak mengedepankan politik identitas.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu pun memberikan apresiasi kepada PAN yang menggelar acara "Simposium 1 Abad NU", dalam rangka menyemarakkan 1 Abad NU dan menyambut abad ke-2 NU.
Baca juga:
- IKN Membuat Malaysia dan Indonesia Punya Pintu Masuk Perbatasan Baru di Kalimantan Timur
- Setelah Lihat Rudal Balistik, Putri Kim Jong-un Muncul Lagi ke Publik Nonton Pertandingan Olahraga
- BEI Lampung Sebut Investor Muda di Saham Tumbuh pada 2022
- Suhu Politik di Sukabumi Dirasa Mulai Menghangat, Polda Jabar Kerahkan Brimob untuk Bantu Polres Jaga Situasi Kondusif
"Tapi ini agak paradoks, saya melihat Pak Zul dan pimpinan-pimpinan PAN memakai sarung, sementara saya datang bersama Sekjen, Bendum dan Ketua Lakpesdam NU justru memakai celana. Semoga yang pakai sarung juga pakai celana," kata Gus Yahya disambut gelak tawa para hadirin.
Acara tersebut dihadiri Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Selain itu juga dihadiri para tokoh dan cendikiawan yaitu Hilman Latief, Ahmad Najib Burhani, Euis Amalia, Ulil Abshar Abdalla, dan Adi Hidayat yang memberikan pidato kunci.