Karier Politik Khofifah Indar Parawansa: Dari Menteri Jadi Gubernur
YOGYAKARTA - Khofifah Indar Parawansa merupakan seorang politisi Indonesia yang sudah menjabat sebagian jabatan tinggi seperti menteri. Dikala ini, dia tengah menduduki posisi Gubernur Jawa Timur jangka waktu 2019 sampai 2024. Dia berpasangan dengan Wakil Gubernur Emil Elistyanto Dardak. Mari simak karier politik Khofifah Indar Parawansa.
Pasangan itu menerima suara 53,55 persen atau 10.465.218 dan memenangkan Pilkada 2018, menaklukkan pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno dengan perbedaan yang tipis.
Tetapi, ini bukan kali pertama wanita kelahiran Surabaya, 19 Mei 1965 itu mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur. Sebelumnya, dia juga pernah menjadi salah satu calon pada Pilkada 2013. Sayangnya, dia belum sukses memenangkan suara masyarakat Jawa Timur.
Karier Politik Khofifah Indar Parawansa
Alih-alih menjadi gubernur, saat kalah Khofifah justru diangkat oleh Presiden Joko Widodo untuk menduduki jabatan Menteri Sosial. Alhasil, Khofifah dilantik menjadi Menteri Sosial mulai dari tahun 2014 sampai 2018. Di tahun 2018, dia turun dari jabatannya sebab akan maju dalam Pilkada Jawa Timur.
Tahun 2014 juga bukan kali pertamanya menjadi seorang menteri. Sebelumnya, tamatan sarjana Ilmu Sosial dan Politik dari Universitas Airlangga, Surabaya ini juga pernah mencicipi jabatan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Indonesia untuk jangka waktu 28 Oktober 1999 – 23 Juli 2001. Dia menjadi menteri pertama kali di tahun 1999 itu pada masa kepresidenan Abdurahman Wahid atau Gus Dur.
Dari serangkaian karier politik yang Khofifah lakoni, dia mengawalinya pada tahun 1992. Baru berusia 27 tahun, dia sudah tergabung pada Partai Persatuan Pembangunan DPR RI. Dia pun menjadi Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI (1992-1997).
Selama itu, dia juga menjabat sebagai Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995-1997). Sesudah jabatannya selesai, dia tergabung sebagai member Komisi II DPR RI (1997-1998). Kedudukannya sebagai member komisi II cuma bertahan dua tahun sebab terjadi peralihan rezim orde baru ke era reformasi.
Di permulaan era reformasi, wanita yang mengambil pengajaran strata II pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Indonesia itu beralih ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketika pemilu digelar kembali pada tahun 1999, dia menjabat sebagai Wakil Ketua DPR cuma satu bulan sebelum diangkat menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan itu.
Di tahun yang sama saat menjabat sebagai menteri, adalah tahun 1999 sampai 2001, dia juga menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pada tahun 2004 sampai 2006, Khofifah menjabat sebagai Ketua Komisi VII DPR RI.
Baca juga:
- Jadi Spion Ferdy Sambo di Kasus Pembunuhan Brigadir J, Ricky Rizal Divonis 13 Tahun Penjara
- Hakim Sebut Bripka Ricky Rizal Jadi 'Spion' Ferdy Sambo Sebelum Eksekusi Brigadir J
- Ditanya Vonis Ferdy Sambo, Ayah Brigadir J: Jangan Merasa Puas atau Tidak Ya, Kalau Kita Bicara Puas itu Berarti Ada Dendam
- Hakim Yakin Kuat Ma’ruf Juga Ingin Brigadir J Terbunuh
Penghargaan
Khofifah menerima sederet penghargaan ketika menjabat posisi yang sedang diembannya dikala ini. Pada bulan November 2019, dia menerima penghargaan Gubernur/Kepala Pemerintahan Provinsi Terbaik di acara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Award 2019.
Dia juga menerima penghargaan dari Universitas Airlangga sebagai alumnus berprestasi. Penghargaan ini diberi kepadanya sebab dia dievaluasi sebagai alumni dengan segudang prestasi nasional dan internasional yang membanggakan.
Pada bulan yang sama, dia juga meraih menghargaan dari Kementerian Dalam Negeri, yaitu dalam klasifikasi Pemprov Jatim sebagai Pembina Ormas Terbaik. Dia juga menerima penghargaan sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU pada golongan Penghargaan Khusus Bakti Sepanjang Masa atau Long Life Achievement untuk Muslimat NU.
Pasalnya, Khofifah sudah aktif di NU untuk waktu yang lama. Semenjak mahasiswa, dia telah aktif di Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri). Dan semenjak tahun 2000 dia terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan pusat Muslimat NU sampai dikala ini. Dia memimpin roda organisasi perempuan NU selama empat jangka waktu.
Tak hanya itu, ibu dari empat anak ini juga meraih penghargaan Pemimpin Perubahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Publik pada tahun 2019.
Jadi setelah mengetahui karier politik Khofifah Indar Parawansa, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!